Jumat, Februari 22

VALIDITAS DAN REABILITAS EVALUASI ( sem 5 Intensif)

VALIDITAS DAN REABILITAS EVALUASI

Pengertian Validatas

 Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketetapan dan kecermatan suatu instrumen pengukuran dalam melaksanakan fungsi ukurnya.

Suatu alat evaluasi (tes) dikatakan mempunyai validitas yang tinggi (disebut valid) jika alat evaluasi atau tes itu dapat mengukur apa yang sebenarnya akan diukur atau memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat sesuai dengan maksud dikenakannya tes tersebut.
Sedangkan suatu tes yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan diadakannya pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas yang rendah.
Validitas berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur, sehingga betul betul mengukur apa yang seharusnya diukur.
Contoh, ingin mengukur kemampuan siswa dalam matematika. Kemudian diberikan soal dengan kalimat yang panjang dan yang berbelit belit sehingga sukar ditangkap maknanya. Akhimya siswa tidak dapat menjawab, akibat tidak memahami pertanyaannya.
Contoh lain, peneliti ingin mengukur kemampuan berbicara, tapi ditanya mengenai tata bahasa atau kesusastraan seperti puisi atau sajak. Pengukur tersebut tidak tepat (valid).
Validitas tidak berlaku universal sebab bergantung pada situasi dan tujuan penelitian. Instrumen yang telah valid untuk suatu tujuan tertentu belum otomatis akan valid untuk tujuan yang lain.
Dalam menggunakan validitas suatu tes, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu;
q  Mengacu pada materi yang hendak diujikan.
q  Mengacu pada hasil dari suatu tes atau instrument evaluasi yang dikenakan pada sekelompok individu.
q  Berkaitan dengan derajat dengan istilah validasi tinggi, sedang, rendah.
q  Mengacu pada penggunaan hasil evaluasi.

Validitas suatu instrumen evaluasi mempunyai beberapa makna penting diantaranya adalah
       Validitas berhubungan dengan ketepatan interpretasi hasil tes atau instrumen evaluasi untuk grup individual
Validitas diartikan sebagai derajat yang menunjukkan kategori yang bisa mencakup kategori  rendah, menengah, dan tinggi.
Macam-Macam Validitas

Secara garis besar ada dua macam validitas, yaitu validitas logis dan validitas empiris.

Validitas Logis
Istilah “validitas logis” mengandung kata “logis” berasal dari kata “logika” atau validitas logis sering juga disebut sebagai analisis kualitatif yaitu berupa penalaran atau penelaahan.
Validitas logis untuk sebuah instrumen yang memenuhi persyaratan valid berdasarkan hasil penalaran.
Kondisi valid tersebut dipandang terpenuhi karena instrumen yang bersangkutan sudah dirancang secara baik, mengikuti teori dan ketentuan yang ada.
Misalnya membuat sebuah karangan, jika penulisan sudah mengikuti aturan mengarang, tentu secara logis karangannya sudah baik. Berdasarkan penjelasan tersebut maka instrumen yang sudah disusun berdasarkan teori penyusunan instrumen, secara logis sudah valid.
Validitas logis dapat dicapai apabila instrumen disusun mengikuti ketentuan yang ada.  Dapat disimpulkan bahwa validitas logis tidak perlu diuji kondisinya tetapi langsung diperoleh sesudah instrumen tersebut selesai disusun.
Validitas Empiris

Istilah “validitas empiris” memuat kata “empiris” yang artinya “pengalaman”.
Sebuah instrumen dapat dikatakan memiliki validitas empiris apabila sudah diuji dari pengalaman.
Analisis soal secara kuantitatif menekankan pada analisis karakteristik internal tes melalui data yang diperoleh secara empiris.
Karakteristik internal secara kuantitatif dimaksudkan meliputi parameter soal tingkat kesukaran, daya pembeda dan reliabilitas.
Khusus soal-soal pilihan ganda, dua tambahan parameter yaitu dilihat dari peluang untuk menebak atau menjawab soal benar dan berfungsi tidaknya pilihan jawaban, yaitu penyebaran semua alternative jawaban dari subyek-subyek yang dites.
 Salah satu tujuan dilakukannya analisis adalah untuk meningkatkan kualitas soal, yaitu apakah suatu soal dapat diterima karena telah didukung oleh data statistik yang memadai, diperbaiki karena terbukti terdapat beberapa kelemahan atau bahkan tidak digunakan sama sekali karena terbukti secara empiris tidak berfungsi sama sekali.

Cara Mengetahui Validitas alat ukur

Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kreterium, dalam arti memiliki kesajajaran antara hasil tes tersebut dengan kreterium. Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson. Salah satunya korelasi dengan product moment

Reabilitas

 Pengertian Reabilitas

Reliabel berarti dapat dipercaya. Reliabilitasberarti dapat dipercaya sesuatu. Tes yang yang reliable bararti tes itu dapat dipercaya. Reliabilitas alat ukur adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam mengukur apa yang diukurnya.
Artinya, kapan pun alat ukur tersebut digunakan akan memberikan hasil ukur yang sama.
Contoh paling nyata adalah timbangan atau meteran. Hal yang sama terjadi untuk alat ukur suatu gejala, tingkah laku, ciri atau sifat individu dan lain lain. Misalnya alat ukur prestasi belajar seperti tes hasil belajar, alat ukur sikap, kuesioner dan lain lain, hendaknya meneliti sifat ke¬ajegan tersebut. Misalnya seorang akan menimbang berat badannya. Pada waktu ia naik timbangan, jarum menunjukan angka 52. Berarti berat badan orang tersebut itu 52 kg
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Reliabilitas

Koefisien reliabilitas dapat di pengaruhi di antaranya oleh waktu penyelenggaraan tes-retes. Interval penyelenggaraan yang terlalu dekat atau terlalu jauh, akan mempengaruhi koefisien reliabilitas.
Faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi reliabilitas instrument evaluasi diantaranya sebagai beriku;

Panjang tes
Semakin panjang suatu tes evaluasi, semakin banyak jumlah item materi pembelajaran diukur.
 Ini menunjukkan dua kemungkinan, yaitu a) tes semakin mendekati kebenaran, dan b) dalam mengikuti tes, semakin kecil siswa menebak. Berarti akan semakin tinggi nilai koefisien reliabilitas.
Penyebaran skor
Koefisien reliabilitas secara langsung dipengaruhi oleh bentuk sebaran skor dalam kelompok siswa yang diukur. semakin tinggi sebaran, semakin tinggi estimasi koefisien reliabilitas. Hal ini terjadi karena posisi skor siswa secara individual mempunyai kedudukan sama pada tes-retes lain, sebagai acuan.

Kesulitan tes
Tes normative yang terlalu mudah atau terlalu sulit untuk siswa, cenderung menghasilkan skor reliabilitas rendah. Fenomena tersebut, akan menghasilkan sebaran skor yang cenderung terbatas pada salah satu sisi.

Objektivitas
Objektif yaitu derajat dimana siswa dengan kompetensi sama, mencapai hasil sama. Ketika prosedur tes evaluasi memiliki obejektivitas tinggi, maka reliabilitas hasil tes tidak dipengaruhi oleh prosedur teknik penskoran
Pengujian Reabilitas Instrumen

Metode pengujian Reabilitas instrument ini dapata dilakukan dengan berbagai cara, antara lain: belah dua (split half), Spearman Brown, Kuder Richardson-20 (KR-20), KR-21, Cronbach’s Alpha dan lain sebagainya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar