MAKALAH
LANDASAN FILSAFAT DAN
RASIONAL TEKNOLOGI
PENDIDIKAN
Penulis:
Teni Nurrita NIM:
5520130052
Mata kuliah: Landasan
Teknologi Pendidikan
Dosen: Prof.Dr.
Marhamah Syarief,M.Pd
Program Studi Magister
Teknologi Pendidikan
Universitas Islam As-Syafiiyah
Tahun 2014
BAB I
PENDAHULUAN
I.
LATARBELAKANG
MASALAH
Pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan manusia.
Belajar merupakan rangkaian kegiatan menuju pendewasaan guna menuju kehidupan
yang lebih berarti. Fungsi dari pendidikan, untuk mempersiapkan generasi muda supaya dapat
memegang peranan-peranan tertentu pada masa mendatang sehingga dapat
mentransfer pengetahuan, sesuai dengan peranan yang diharapkan.
Pendidikan bertujuan menyiapkan
pribadi dalam keseimbangan, kesatuan, harmonis, dinamis guna mencapai tujuan
hidup kemanusiaan. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal.
Teknologi pendidikan
selalu berkembang sesuai dengan masalah dalam pembelajaran. Masalah belajar itu
dialami oleh siapa saja sepanjang hidupnya, baik di rumah, di sekolah, di
tempat kerja, di tempat ibadah dan dimasyarakat,serta berlangsung dengan cara
apa saja dan dari apa dan siapa saja. Berkembangnya teknologi pendidikan itu
tentu saja tentu saja berbeda-beda sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. Dengan
masalah-masalah baru ini maka diperlukan
suatu teknologi dalam pendidikan. Sehingga teknologi pendidikan telah berkembang
sebagai suatu disiplin keilmuan yang berdiri sendiri.
Berpikir Rasional
diperlukan untuk menghadapi dan memecahkan permasalahan yang kita hadapi
sehari-hari. Sehingga kita dapat efektif
dalam mengerjakan dan menyelesaikan masalah yang kita hadapi. Kita dapat
memikirkan permasalahan yang langsung dengan apa yang kita hadapi,
sehingga kita dapat menyelesaikan masalah.
Berfikir rasional dipakai bila kita ingin maju, ingin
mempelajari ilmu, kita ingin bekerja untuk
kepentingan orang banyak dan juga kepentingan kita pribadi. Berpikir benar juga
penting, terutama untuk menciptakan ide baru, yang bermanfaat bagi kehidupan.
Ketika kita berfikir benar maka kemungkinan besar realita yang terjadi akan
seperti yang kita fikirkan.
II.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan filsafat?
2. Apa yang dimaksud dengan teknologi
pendidikan?
3. Apa yang dimaksud dengan rasional
teknologi pendidikan?
4. Apa landasan filsafat dan rasional
teknologi pendidikan?
BAB II
PEMBAHASAN
I. PENGERTIAN
FILSAFAT
Kata “filsafat” berasal
dari bahasa Yunani kuno, yaitu dari kata “philos” dan “Shopia”.
Philos artinya cinta yang sangat mendalan, dan sophia artinya kearifan
atau kebijakan. Jadi arti filsafat secara harfiah adalah cinta yang sangat
mendalam terhadapat kearifan atau kebijakan. Filsafat dapat diartikan sebagai
suatu pendirian hidup (individu) dan dapat juga disebut pandangan hidup
(masyarakat).
Filsafat adalah hasil pemikiran dan
perenungan secara mendalam tentang sesuatu sampai keakar-akarnya.
Sesuatu disini dapat berarti terbatas dan dapat pula berarti tidak terbatas.
Bila berarti terbatas, filsafat membatasi diri akan hal tertentu saja. Bila
berarti tidak terbatas, filsafat membahas segala sesuatu yang ada dialam ini
yang sering dikatakan filsafat umum. Sementara itu filsafat yang terbatas
adalah filsafat ilmu, filsafat pendidikan, filsafat seni dan lain-lainnya.
Filsafat menurut para ahli secara umum adalah
pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar
mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu
sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara
mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala
hubungan. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen dan percobaan
tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu,
serta memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi itu.
Jadi
berfikir filsafat dalam pendidikan adalah berfikir mengakar/menuju akar atau
intisari pendidikan. Terdapat cukup alasan yang baik untuk belajar filsafat,
khususnya apabila ada pertanyaan-pertanyaan rasional yang tidak dapat atau
seyogyanya tidak dijawab oleh ilmu atau cabang ilmu-ilmu.
Filsafat dalam teknologi pendidikan dapat diartikan juga upaya
mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik
potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat
berfungsi dalam perjalanan hidupnya.
II. PENGERTIAN TEKNOLOGI
PENDIDIKAN
Definisi
tahun 2008 merupakan pengembangan dari kawasan sebelumnya, dan tiap
kawasan berlanjut perkembangannya. Definisi 2008 sudah lebih spesifik
karena menekankan pada studi & etika praktek. Berikut definisi
Teknologi Pendidikan dari AECT Tahun 2008 “Educational Technology is the
study and ethical practice of facilitating learning and improving performance
by creating, using, and managing appropriate technological process and
resources”. Teknologi Pendidikan adalah studi dan etika praktek untuk
memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja melalui penciptaan,
penggunaan, dan pengaturan proses dan sumber daya teknologi.
Sejalan
dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian
pesat, khususnya dalam bidang pendidikan, psikologi dan komunikasi maka
perkembangan terhadap definisi teknologi pendidikan di masa akan
datang akan semakin terus berkembang menjadi suatu disiplin ilmu dan
profesi yang dapat lebih jauh memberikan manfaat bagi pencapaian efektivitas
dan efisiensi pembelajaran. Definisi yang diwarnai dengan konsep kawasan
Teknologi Pendidikan adalah suatu tujuan yang berorientasi pada pendekatan
sistem pemecahan masalah memanfaatkan peralatan, teknik, teori, dan metode dari
berbagai banyak bidang pengetahuan, yakni untuk:
a.
Merancang,
mengembangkan, dan menilai, efektifitas dan efisiensi sumber manusia
dan
mesin dalam hal untuk memfasilitasi dan mempengaruhi semua aspek pembelajaran.
b.
Pedoman
untuk perubahan suatu sistem dan praktek dalam hal untuk menjadi bagian
dalam
mempengaruhi arus perubahan dalam kehidupan sosial.
III. RASIONAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Rasional
juga di sering disamakan dengan logis atau logika. Logika berasal dari kata
Yunani kuno λόγος (logos) yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang
diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (khususnya
teknologi informasi) semakin mempercepat proses globalisasi. Perkembangan dan
percepatan ini memacu dinamika masyarakat dalam semua aspek kehidupan. Bagi
masyarakat yang tidak siap menghadapi perubahan ini, dimungkinkan akan
mempengaruhi ketegangan mental, ketergantungan budaya, sosial politik, ekonomi,
keamanan. Globalisasi juga akan memacu persaingan hidup yang teramat ketat,
baik antar negara/bangsa, propinsi, kecamatan, bahkan antar sekolah dan
perorangan. Proses ini akan terus bergilir keseluruh penjuru dan aspek
kehidupan, dan akan sulit dibendung. Dengan adanya sejumlah hal dari akibat
proses menyatunya dunia (globalisasi), seperti cepatnya perkembangan IPTEK, derasnya
difusi informasi dan budaya ke tengah masyarakat akan menimbulkan sejumlah
konflik peran dan harapan, karena hidup akan penuh dengan tantangan dan
kompetisi. Era ini memerlukan anak anak bangsa yang terdidik melalui layanan
yang sangat memadai tanpa memandang ras, golongan, jenis kelamin, usia,
tingkatan sosial-ekonomi, etnis maupun agama; sehingga mereka dapat mandiri dan
bertanggungjawab, memiliki keimanan dan ketaqwaan.
Dengan perkembangan
teknologi secara global maka diperlukan penguasaan dalam bidang teknologi
pendidikan. Sehingga teknologi pendidikan dapat memberikan kemudahan dalam penggunaan aplikasi teknologi untuk merancang suatu
pembelajaran.
IV. LANDASAN FILSAFAT DAN RASIONAL
TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Ada 3 (tiga) landasan falsafah
tentang teknologi pendidikan, yaitu :
a. Landasan Ontologi teknologi pendidikan
b. Landasan Epistemologi teknologi pendidikan
c. Landasan Aksiologi teknologi pendidikan
a. Landasan Ontologi teknologi pendidikan
b. Landasan Epistemologi teknologi pendidikan
c. Landasan Aksiologi teknologi pendidikan
1.
Landasan Ontologi Teknologi Pendidikan
Menurut Suriasumantri (1982/83,h.88)
mengemukakan bahwa ontologi (apa) merupakan
asas dalam menetapkan ruang lingkup wujud yang menjadi objek penelaahan, serta
penafsiran tentang hakekat realitas dari objek tersebut.
Landasan ontologi teknologi
pendidikan menurut Prof. Yusufhadi Miarso adalah sebagai berikut :
a. Adanya
sejumlah besar orang belum terpenuhi kesempatan belajarnya, baik yang
diperoleh melalui suatu lembaga
khusus, maupun yang dapat diperoleh secara mandiri.
Data statistik pendidikan menunjukkan bahwa angka melanjutkan sekolah dari SD/MI ke SMP/MTs tahun 2002 adalah 51,2%. Artinya terdapat 48,8% siswa SD/MI tidak dapat melanjutkan ke tingkat SMP/MTs. Upaya apa yang harus dilakukan untuk memberi kesempatan belajar kepada hampir 58,8% siswa yang tidak bisa melanjutkan ke SMP/MTs. Disinilah peran penting adanya teknologi pendidikan yang diperlukan untuk menemukan atau mencarikan solusinya dengan berbagai pendekatan yang sistemis dan sistematik tentunya. Semua itu membutuhkan peran penting teknologi pendidikan.
Data statistik pendidikan menunjukkan bahwa angka melanjutkan sekolah dari SD/MI ke SMP/MTs tahun 2002 adalah 51,2%. Artinya terdapat 48,8% siswa SD/MI tidak dapat melanjutkan ke tingkat SMP/MTs. Upaya apa yang harus dilakukan untuk memberi kesempatan belajar kepada hampir 58,8% siswa yang tidak bisa melanjutkan ke SMP/MTs. Disinilah peran penting adanya teknologi pendidikan yang diperlukan untuk menemukan atau mencarikan solusinya dengan berbagai pendekatan yang sistemis dan sistematik tentunya. Semua itu membutuhkan peran penting teknologi pendidikan.
b. Adanya
berbagai sumber baik yang telah tersedia, tapi belum dimanfaatkan untuk
keperluan belajar. Artinya, banyak sumber baik orang, pesan, alat, teknik,
maupun lingkungan yang sebenarnya dapat dimanfaatkan atau dioptimalkan secara
tepat dan relevan tapi belum atau bahkan tidak sepenuhnya seperti itu. Misal,
teknologi informasi dan komunikasi seperti radio, televisi, internet dan
lain-lain memiliki potensi yang luar biasa untuk dimanfaatkan dalam rangka
meningkatkan efektifitas, efisiensi dan kemenarikan proses pembelajaran.
c. Perlu
adanya keahlian dan pengelolaan atas kegiatan khusus dalam mengembangkan
dan memanfaatkan sumber untuk belajar tersebut
secara efektif efisien, dan selaras.
Disinilah perlunya dicetak tenaga-tenaga
yang memiliki keahlian dalam bidang desain, pengembangan, pengelolaan,
pemanfaatan, dan evaluasi baik proses maupun sumber belajar yang tepat dan relevan
untuk kondisi kebutuhan pembelajaran tertentu. Upaya pemecahan masalah belajar
tidak hanya terjadi dalam dunia persekolahan saja, tapi terjadi dalam konteks
masyarakat, organisasi dan industri kerja .
Ontologi bertolak atas penyelidikan tentang
hakekat ada (existence and being) (Brameld, 1955: 28). Pandangan
ontologi ini secara praktis akan menjadi masalah utama di dalam pendidikan.
Sebab, siswa (peserta didik) bergaul dengan dunia lingkungan dan mempunyai
dorongan yang kuat untuk mengerti sesuatu. Oleh karena itu teknologi pendidikan
dalam posisi ini sebagai bagian pengembangan untuk memudahkan hubungan siswa
atau peserta didik dengan dunia lingkungannya. Peserta didik, baik di
masyarakat atau di sekolah selalu menghadapi realita dan obyek pengalaman.
2.
Landasan Epistimologi Teknologi Pendidikan
Epistimologi atau Teori Pengetahuan berhubungan
dengan hakikat dari ilmu pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dasar-dasarnya
serta pertanggung jawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki
oleh setiap manusia. Epistimologi (bagaimana) merupakan asas mengenai cara
bagaimana materi pengetahuan diperoleh dan disusun manjadi suatu tubuh
pengetahuan.
Pandangan
epistemologi tentang pendidikan membahas banyak persoalan-persoalan pendidikan,
seperti kurikulum, teori belajar, strategi pembelajaran, bahan atau
sarana-prasarana yang mengantarkan terjadinya proses pendidikan, dan cara
menentukan hasil pendidikan.
Ada 3 isi dari landasan epistimologi teknologi
pendidikan yaitu :
a.
Keseluruhan
masalah belajar dan upaya pemecahannya ditelaah secara simultan. Semua situasi
yang ada diperhatikan dan dikaji saling kaitannya dan bukannya dikaji secara
terpisah-pisah.
b.
Unsur-unsur
yang berkepentingan diintegrasikan dalam suatu proses kompleks secara
sistematik yaitu dirancang, dikembangkan, dinilai dan dikelola sebagai suatu
kesatuan, dan ditujukan untuk memecahkan masalah.
c. Penggabungan kedalam
proses yang komplek dan perhatian secara menyeluruh, masing-masing fungsi
berjalan dengan sendiri-sendiri
Ada empat
revolusi yang terjadi di dunia pendidikan karena adanya masalah yang tidak
teratasi dengan cara yang ada sebelumnya, tetapi dilain pihak juga menimbulkan
masalah baru. Masalah – masalah itu dibatasi pada masalah utama, yaitu
“belajar”. Menurut Sir Eric Ashby (1972, h. 9-10) tentang terjadinya empat
Revolusi di dunia pendidikan yaitu:
-
Revolusi pertama terjadi pada saat orang tua
atau keluarga menyerahkan sebagian tanggungjawab dan pendidikannya kepada orang
lain yang secara khusus diberi tanggungjawab untuk itu. Revolusi pertama ini
terjadi karena orangtua/keluarga tidak mampu lagi membelajarkan anak-anaknya
sendiri.
-
Revolusi kedua terjadi pada saat guru sebagai
orang yang dilimpahkan tanggungjawab untuk mendidik. Pengajaran pada saat itu
diberikan secara verbal/lisan dan sementara itu kegiatan pendidikan dilembagakan
dengan berbagai ketentuan yang dibakukan. Penyebab terjadinya revolusi kedua
ini karena guru ingin memberikan pelajaran kepada lebih banyak anak didik
dengan cara yang lebih cepat.
-
Revolusi ketiga muncul dengan ditemukannya
mesin cetak yang memungkinkan tersebarnya informasi iconic dan numeric dalam
bentuk buku atau media cetak lainnya. Buku hingga saat ini dianggap sebagai
media utama untuk keperluan pendidikan. Revolusi ini masih berlangsung, bahkan
sedang digalakan. Bahkan beberapa pandangan filsafati berpendapat bahwa
masyarakat belajar adalah masyarakat membaca. Pendidikan di Indonesia masih
berlangsung budaya mendengarkan dan belum sampai budaya membaca. Revolusi
ketiga ini terjadi karena guru ingin mengajarkan lebih banyak lagi dan lebih cepat
lagi, sementara itu kemampuan guru semakin terbatas, sehingga diperlukan
penggunaan pengatahuan yang telah dibuat oleh orang lain.
-
Revolusi keempat berlangsung dengan
perkembangan yang pesat di bidang elektronik dimana yang paling menonjol
diantaranya adalah media komunikasi (radio, televisi, tape dan lain-lain) yang
berhasil menembus batas geografi,
sosial dan politis secara lebih intens daripada media cetak. Penyebab revolusi
ini adalah karena guru menyadari bahwa tidaklah mungkin bagi guru untuk memberikan
semua ajaran yang diperlukan, dan karena itu yang lebih penting adalah
mengajarkan kepada anak didik tentang bagaimana belajar. Ajaran selanjutnya
akan diperoleh si pembelajar sepanjang usia hidupnya melalui berbagai sumber
dan saluran.
Dapat disimpulkan dari perkembangan revolusi
yang terjadi bahwa tujuan pendidikan yang harus menentukan sarana apa saja yang
dipergunakan atau dengan kata lain media komunikasi menentukan pesan yang perlu
dikuasai. Penyebab
revolusi ini adalah karena guru menyadari bahwa tidaklah mungkin bagi guru
untuk memberikan semua ajaran yang diperlukan, dan karena itu yang lebih
penting adalah mengajarkan kepada anak didik tentang bagaimana belajar. Ajaran
selanjutnya akan diperoleh si pembelajar sepanjang usia hidupnya melalui
berbagai sumber dan saluran.
Dengan keempat revolusi diatas dapat disimpulkan bahwa adanya
masalah-masalah baru yaitu:
a.
Adanya berbagai macam sumber untuk belajar
termasuk orang (penulis buku,
prosedur media dll), pesan (yang tertulis dalam
buku atau tersaji lewat media), media (buku, program televisi, radio dll), alat
(jaringan televisi, radio, dll) cara-cara tertentu dalam mengolah/ menyajikan
pesan serta lingkungan dimana proses pendidikan itu berlangsung.
b. Perlunya
sumber-sumber tersebut dikembangkan, baik secara konseptual maupun faktual.
c.
Perlu dikelolanya kegiatan pengembangan, maupun
sumber-sumber untuk belajar
itu agar dapat digunakan seoptimal mungkin guna
keperluan belajar.
3.
Landasan Aksiologi Teknologi pendidikan
Aksiologi (untuk apa) yaitu merupakan asas
dalam menggunakan pengetahuan yang telah diperoleh dan disusun dalam tubuh
pengetahuan tersebut. Aksiologi (axiology), suatu bidang yang menyelidiki
nilai-nilai. Landasan pembenaran atau landasan aksiologis teknologi pendidikan
perlu dipikirkan dan dibahas terus menerus karena adanya kebutuhan riil yang
mendukung pertumbuhan dan perkembangannya.
Dalam hal ini Teknologi Pembelajaran secara aksiologis akan menjadikan pendidikan
menjadi: · Produktif · Ilmiah · Individual ·
Serentak /
actual
·
Merata ·
Berdaya serap
tinggi
Menurut Presidential commission on
intruktional teknologi (1969), adapun manfaat / nilai guna teknologi pendidikan
adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan produtivitas pendidikan, dengan jalan :
a. Meningkatkan produtivitas pendidikan, dengan jalan :
• Melanjutkan tahapan belajar
• Membantu guru untuk mengunakan waktunya secara lebih
• Mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga guru dapat lebih banyak
• Membantu guru untuk mengunakan waktunya secara lebih
• Mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga guru dapat lebih banyak
membina dan mengembangkan kegairahan anak, belajar
anak.
b. Memberikan kemungkinan pendidikan yang sipatnya
lebih individual, dengan jalan :
- Mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional
- Memberikan kesempatan anak sesuai dengan kemampuannya.
- Memberikan kesempatan anak sesuai dengan kemampuannya.
c. Memberikan dasar pengajaran yang lebih ilmiah
dengan jalan :
• Perencanaan program pengajaran yang lebih
sistematik
• Pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi penelitian tentang perilaku
• Pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi penelitian tentang perilaku
d. Lebih
memantapkan pelajaran dengan jalan :
• Meningkatkan kapasitas manusia dengan berbagai
media komunukasi
• Penyajian informasi secara lebih konkret
• Penyajian informasi secara lebih konkret
e. Memungkinkan
belajar secara lebih akrab karena dapat :
• Mengurungi jurang
pemisah antara pelajaran didalam dengan luar sekolah
• Memberikan pengetahuan tangan pertama
• Memberikan pengetahuan tangan pertama
f. Memungkinkan
penyajian lebih luas dan merata terutama dengan jalan
• Pemanfaatan bersama
tenaga atau kejadian yang langka secara lebih luas
• Penyajian informasi menembus batas geografi
• Penyajian informasi menembus batas geografi
Sedangkan menurut Daoed Yoesoef
(1980), manfaat / nilai guna Teknologi Pendidikan perlu dipikirkan dan dibahas
terus menerus karena adanya kebutuhan riel yang mendukung pertumbuhan dan
perkembangnya yaitu :
a. Tekad
mengadakan perluasan dan pemerataan kecepatan belajar
b. Keharusan
meningkatkan mutu pendidikan berupa, antara lain penyempurnaan kurikulum
c. Penyedian
berbagai sarana pendidikan, dan peningkatan kemampuan tenaga pengajar lebih
berbagai bentuk dan latihan.
d. Penyempurnaan
sistem pendidikan dengan penelitian dan pengembangan sesuai
dengan
tantangan zaman dan kebutuhan pembangunan
e. Peningkatan partisipasi masyarakat dengan pengembagan dan pemanfaatan berbagai
e. Peningkatan partisipasi masyarakat dengan pengembagan dan pemanfaatan berbagai
wadah dan
sumber pendidikan
f. Penyempurnaan pelaksanan interaksi antara
pendidikan dengan pembangunan dimana
manusia
dijadikan pusat perhatian pendidikan
Menurut
Wijaya Kusumah dalam kajian aksiologi, yaitu apa nilai / manfaat pengkajian
teknologi pendidikan bisa diaplikasikan dalam beberapa hal, diantaranya
a.
Peningkatan
mutu pendidikan (menarik, efektif, efisien, relevan)
b.
Penyempurnaan
system Pendidikan
c.
Meluas dan
meratnya kesempatan serta akses pendidikan
d.
Penyesuaian
dengan kondisi pembelajaran
e.
Penyelarasan
dengan perkembangan lingkungan
f.
Peningkatan
partisipasi masyarakat
BAB
IV
KESIMPULAN
a.
Filsafat
adalah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam tentang
sesuatu sampai keakar-akarnya
b. Filsafat menurut para ahli secara
umum adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan
konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan
sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala
sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh
dengan segala hubungan.
c.
Teknologi
Pendidikan adalah studi dan etika praktek untuk memfasilitasi pembelajaran dan
meningkatkan kinerja melalui penciptaan, penggunaan, dan pengaturan proses dan
sumber daya teknologi.
d.
Rasional
juga di sering disamakan dengan logis atau logika.Logika berasal dari kata
Yunani kuno λόγος (logos) yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang
diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa.
e.
Ada 3 (tiga) landasan falsafah tentang
teknologi pendidikan, yaitu :
-
Landasan Ontologi teknologi pendidikan
Ontologi (apa) merupakan asas dalam
menetapkan ruang lingkup wujud yang menjadi objek penelaahan, serta penafsiran
tentang hakekat realitas dari objek tersebut.
-
Landasan Epistemologi teknologi
pendidikan
Epistimologi (bagaimana) merupakan asas
mengenai cara bagaimana materi pengetahuan diperoleh dan disusun manjadi suatu
tubuh pengetahuan.
-
Landasan Aksiologi teknologi pendidikan
Aksiologi (untuk apa) yaitu merupakan asas
dalam menggunakan pengetahuan yang telah diperoleh dan disusun dalam tubuh
pengetahuan tersebut
Daftar Pustaka
http://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/09/23/pengertian-dan-ruang-lingkup-filsafat-ilmu-5/
http://lalangiran.wordpress.com/tag/landasan-filsafat-teknologi-pendidikan/
http://newsakuntansi.blogspot.com/2013/08/rasional-artinya-adalah.html
http://faisalteknologi.blogspot.com/2013/05/pengertian-landasan-falsafah-dan.html
http://www.slideshare.net/armansyah/landasan-falsafah-dan-rasional-tp
Miarso, Yusufhadi. 2009. Menyemai Benih
Teknologi Pendidikan. Jakarta : Kencana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar