Teori Humanistik
SEJARAH PSIKOLOGI HUMANISTIK
• Awal
mula lahirnya Psikologi Humanistik adalah berangkat dari nuansa psikologi yang
ada pada awal abad ke-20 di Eropa dan Amerika.
• Pada saat itu gerakan behavioristik dan
psikoanalisa sangat diagung-agungkan, aliran-aliran atau gerakan-gerakan
psikologi lainnya sangat tidak dipedulikan. Psikologi Humanistik ini lahir atas
dasar ketidakpuasan atas gerakan behavioristik dan psikoanalisa dalam memandang
manusia, pada saat itu gambaran manusia merupakan suatu gambaran yang partial,
tidak lengkap, dan satu sisi.
• Pada
awal tahun 1950-an psikologi humanistik ini terus tumbuh dan berkembang dan
mengkritik gerakan-gerakan psikologi modern sebelumnya khususnya gerakan
behavioristik.
• Kemudian
pada masa perkembangan psikologi humanistik tersebut terdapat dua aliran
filsafat, yaitu filsafat fenomenologi dan filsafat eksistensialisme.
• Kedua
aliran filsafat tersebut sangat menarik bagi beberapa ahli psikologi yang di
Amerika yang merasa tidak puas dan terasing dari psikologi behavioristik dan
psikoanalisis. Pada dasarnya mereka mencari alternatif dalam psikologi yang
fokusnya pada manusia dan ciri-ciri eksistensialnya
• Humanistik
mengatakan bahwa manusia adalah suatu ketunggalan
• yang
mengalami, menghayati dan pada dasarnya aktif, punya
• tujuan serta punya harga diri.
• Pandangan seperti ini adalah pandangan yang
holistik. Selain itu manusia juga harus dipandang dengan penghargaan yang
tinggi terhadap harga dirinya, perkembangan pribadinya, perbedaan-perbedaan
individunya dan dari sudut kemanusiaanya itu sendiri. Karena itu psikologi
harus memasuki topik-topik yang tidak dimasuki oleh aliran behaviorisme dan
psikoanalisis, seperti cinta, kreatifitas,
• pertumbuhan,
aktualisasi diri, kebutuhan, rasa humor, makna,
• kebencian,
agresivitas, kemandirian, tanggung jawab dan
• sebagainya. Pandangan ini disebut
pandangan humanistik.
• Pencetus
teori psikologi humanistik adalah Abraham Maslow pada sekitar tahun 1950-an.
Teori ini mengkaji manusia dari diri pribadinya, aktualisasinya,
kreativitasnya, potensinya, individualitasnya, ego dan keinginannya.
• Selain
itu James Bugental juga mengembangkan teori Psikologi Humanistik, ia
menyimpulkan bahwa Psikologi humanistikmelihat manusia dari dimensi tempat dia
tinggal, karena lingkungan akan mempengaruhinya secara manusiawi.
• Di dalam teori ini juga dijelaskan adanya
kebebasan individu untuk mengungkapkan pendapat dan menentukan pilihannya.
James Bugental(1964)terdapat lima hal yang perlu diperhatikan dalam mempelajari
Psikologi Humanistik, yaitu:
• -
Keberadaan manusia tidak dapat direduksi kedalam komponen-komponen.
• -
Manusia memiliki keunikan tersendiri.
• -
Manusia memiliki kesadaran akan dirinya dan mengadakan hubungan dengan orang
lain.
• -
Manusia memiliki pilihan dan bertanggung jawab atas pilihannya.
• -
Manusia memiliki kesadaran untuk mencari makna, nilai, dan kreativitas.
ABRAHAM MASLOW
• Manusia
adalah seseorang yang mengalami, menghayati, dan pada dasarnya aktif serta
memiliki tujuan dan harga diri.
• Walaupun
dalam penelitian boleh saja dilakukan analisis rinci mengenai bagian-bagian
dari jiwa (psyche) manusia. Namun dalam penyimpulannya, manusia tetap harus
dipandang secara holistik atau menyeluruh. Selain itu manusia juga harus di
pandang dengan penghargaan yang tinggi terhadap harga dirinya, perkembangan
pribadinya, perbedaan individualnya dan dari sudut pandang kemanusiaannya itu
sendiri.
• Psikologi
harus masuk dalam topik-topik yang selama ini hampir tidak pernah dilihat dan
dipertimbangkan oleh aliran-aliran behaviorisme dan psikoanalisis, seperti
cinta, kreativitas, pertumbuhan, aktualisasi diri, kemandirian, tanggung jawab,
dan sebagainya. Pandangan seperti ini disebut pandangan humanistik
(human= manusia).
• Teori
Humanistik melihat kreativitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis yang
tinggi. Teori Humanistik meliputi pendapat dari Abraham Maslow (1908-1970)
yaitu manusia mempunyai naluri-naluri dasar yang menjadi nyata sebagai
kebutuhan. Kebutuhan tersebut adalah:
- Kebutuhan
fisik/biologis
- Kebutuhan
akan rasa aman
- Kebutuhan
akan rasa dimiliki (sense of belonging) dan cinta
- Kebutuhan
akan penghagaan dan harga diri
- Kebutuhan
aktualisasi / perwujudan diri
- Kebutuhan
estetik
Hierarki Kebutuhan Maslow
Maslow menyusun suatu hierarki kebutuhan manusia, yang
menggunakan susunan piramida untuk menjelaskan dorongan atau kebutuhan dasar
yang memotivasi satu individu, yaitu:
Tingkat pertama (Kebutuhan Fisiologis)
Kebutuhan paling dasar yaitu kebutuhan yang harus dipenuhi
pertama kali dan paling mendesak karena berkaitan langsung dengan
pemeliharaan biologis manusia dan juga kelangsungan hidupnya. Antara lain
kebutuhan akan makanan, air, tidur, tempat untuk tinggal, seksual, dan bebas
dari rasa sakit.
Tingkat kedua
Kebutuhan tingkat berikut akan muncul apabila kebutuhan
tingkat pertama telah terpenuhi. Kebutuhan akan adaya keselamatan, keamanan,
dan bebas dari ancaman bahaya atau resiko kerugian berupa jaminan keselamatan
dari lingkungannya.
Tingkat ketiga
Kebutuhan untuk mencintai dan memiliki seseorang yang
cakupannya untuk membina keintiman atau kedekatan dengan orang lain,
persahabatan, dan adanya dukungan. Kebutuhan ini akan mendorong individu untuk
menjalin hubungan secara afektif dan emosional dengan individu lainnya, baik
lawan jenis ataupun sesama jenis, dalam lingkungan keluarga maupun di dalam
masyarakat.
Tingkat keempat
Kebutuhan yang berkaitan dengan harga diri, berupa kebutuhan
untuk mendapatkan rasa hormat dan penghargaan dari diri sendiri dan juga dari
orang lain. Seseorang perlu mengetahui bahwa dirinya berharga dan dapat
mengatasi berbagai tantangan yang ada dalam kehidupannya.
Tingkat tertinggi
Berupa aktualisasi diri yaitu individu yang telah mencapai
pemenuhan semua kebutuhan dan telah mengembangkan potensi dirinya secara
keseluruhan, adanya kebutuhan akan kecantikan, kebenaran dan keadilan sesuai
dengan keinginan dan potensi yang dia miliki. Individu yang sudah mencapai
tahap aktualisasi diri berarti telah menjadi manusia seutuhnya dan mampu
memenuhi kebutuhan – kebutuhan yang bagi orang lain tidak pernah terlihat.
Maslow menyimpulkan bahwa kebutuhan dasar yang berada di
tingkat paling bawah dari piramida ini akan mendominasi perilaku setiap
individu sampai kebutuhan – kebutuhan tersebut terpenuhi pada setiap
tingkatannya, dan lalu kebutuhan pada setiap tingkat diatasnya akan menjadi
dominan ketika kebutuhan di bawahnya telah terpenuhi.
Perbedaan pada setiap individu terletak pada motivasi untuk
melakukan sesuatu yang tidak selalu merupakan hal yang stabil di sepanjang
hidupnya. Lingkungan hidup yang terganggu dapat menyebabkan motivasi menurun ke
tingkat yang lebih rendah.
Teori Tambahan Maslow
Maslow mengemukakan tiga teori tambahan sebagai berikut:
Kebutuhan estetis
Kebutuhan ini tidak bersifat universal karena hanya sedikit
orang yang akan termotivasi dengan kebutuhan akan keindahan dan perlunya
mengalami peristiwa menyenangkan secara estetis. Orang yang mempunyai kebutuhan
estetis kuat biasanya menginginkan lingkungan sekelilingnya selalu indah,
teratur dan mereka bisa menjadi sakit karena kebutuhannya tidak terpenuhi.
Kebutuhan kognitif
Berupa keinginan sebagian besar orang untuk mengetahui,
memecahkan masalah, dan menyelidiki suatu hal. Menurut Maslow, satu pribadi
yang sehat seharusnya selalu ingin tahu lebih banyak , memiliki teori tentang
sesuatu, menguji hipotesis yang didapatkannya dan merasa puas hanya dengan
mengetahui bagaimana satu hal bekerja.
Kebutuhan neurotik
Menurut Maslow, kebutuhan ini bersifat non produktif karena
hanya berkisar pada gaya hidup tertentu yang tidak sehat dan tanpa nilai yang
dilakukan individu untuk mencapai aktualisasi diri.
Teori Carl Rogers
Seorang pencetus gerakan potensi manusia dengan penekanan
pribadi melalui latihan sensitivitas, kelompok pertemuan, dan lain – lain yang
ditujukan untuk membantu orang supaya memiliki kepribadian yang sehat.
Rogers membangun teori nya berdasarkan praktik interaksi
therapeutik yang dia lakukan dengan pasien – pasiennya. Teori Rogers dinamakan
“Person Centered Theory” karena menekankan kepada sisi subjektif dari seseorang
individu
Pokok Utama Teori Rogers
Perhatian utama teori Rogers ditujukan kepada perkembangan
atau perubahan kepribadian manusia. Dua pokok utama dalam teori Rogers adalah:
1. Organisme
Menurut Rogers, organisme adalah makhluk fisik yang ada
dengan semua fungsinya baik fungsi fisik maupun psikis. Organisme merupakan
tempat terjadinya semua pengalaman yang merupakan persepsi seseorang tentang
kejadian yang terjadi di dalam dirinya sendiri dan juga di luar dunianya.
Keseluruhan dari pengalaman yang didapatkan baik itu sadar
maupun tidak akan membangun medan fenomenal seseorang yang tidak akan diketahui
oleh orang lain kecuali melalui inferensi empatik yang tidak sempurna.
Menunjukkan bahwa perilaku manusia bukan merupakan fungsi atau pengaruh dari
kenyataan luar atau rangsangan dari lingkungan, melainkan berupa realitas
subjektif atau medan fenomenal.
2. Self
Dikenal dengan “self concept” atau konsep diri, diartikan
oleh Rogers sebagai persepsi tentang karakteristik ‘I’ atau ‘me’.
Persepsi mengenai hubungan ‘i’ atau ‘me’ dengan orang lain
dan berbagai aspek kehidupan, termasuk juga dengan nilai – nilai yang
berhubungan. Pokok utama ini juga ditafsirkan sebagaai keyakinan tentang
kenyataan, keunikan dan kualitas dari tingkah laku itu sendiri.
Adanya konsep diri
berarti merupakan gambaran mental yang terbentuk mengenai diri sendiri.
Hubungan antara ‘Self concept’ dengan organisme bisa terjadi
melalui dua kemungkinan, yaitu ‘congruence’ yang berarti hubungan
mengandung kecocokan, dan ‘incongruence’ yang berarti terjadi ketidak cocokan
yang keduanya menentukan perkembangan kematangan, penyesuaian dan kesehatan
mental individu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar