Senin, Februari 18

Teori Humanistik ( sem 5 Reguler)



Teori Humanistik
SEJARAH PSIKOLOGI HUMANISTIK
       Awal mula lahirnya Psikologi Humanistik adalah berangkat dari nuansa psikologi yang ada pada awal abad ke-20 di Eropa dan Amerika.
        Pada saat itu gerakan behavioristik dan psikoanalisa sangat diagung-agungkan, aliran-aliran atau gerakan-gerakan psikologi lainnya sangat tidak dipedulikan. Psikologi Humanistik ini lahir atas dasar ketidakpuasan atas gerakan behavioristik dan psikoanalisa dalam memandang manusia, pada saat itu gambaran manusia merupakan suatu gambaran yang partial, tidak lengkap, dan satu sisi.
       Pada awal tahun 1950-an psikologi humanistik ini terus tumbuh dan berkembang dan mengkritik gerakan-gerakan psikologi modern sebelumnya khususnya gerakan behavioristik.
       Kemudian pada masa perkembangan psikologi humanistik tersebut terdapat dua aliran filsafat, yaitu filsafat fenomenologi dan filsafat eksistensialisme.
       Kedua aliran filsafat tersebut sangat menarik bagi beberapa ahli psikologi yang di Amerika yang merasa tidak puas dan terasing dari psikologi behavioristik dan psikoanalisis. Pada dasarnya mereka mencari alternatif dalam psikologi yang fokusnya pada manusia dan ciri-ciri eksistensialnya
       Humanistik mengatakan bahwa manusia adalah suatu ketunggalan
       yang mengalami, menghayati dan pada dasarnya aktif, punya
       tujuan serta punya harga diri.
        Pandangan seperti ini adalah pandangan yang holistik. Selain itu manusia juga harus dipandang dengan penghargaan yang tinggi terhadap harga dirinya, perkembangan pribadinya, perbedaan-perbedaan individunya dan dari sudut kemanusiaanya itu sendiri. Karena itu psikologi harus memasuki topik-topik yang tidak dimasuki oleh aliran behaviorisme dan psikoanalisis, seperti cinta, kreatifitas,
       pertumbuhan, aktualisasi diri, kebutuhan, rasa humor, makna,
       kebencian, agresivitas, kemandirian, tanggung jawab dan
       sebagainya. Pandangan ini disebut pandangan humanistik.
       Pencetus teori psikologi humanistik adalah Abraham Maslow pada sekitar tahun 1950-an. Teori ini mengkaji manusia dari diri pribadinya, aktualisasinya, kreativitasnya, potensinya, individualitasnya, ego dan keinginannya.
       Selain itu James Bugental juga mengembangkan teori Psikologi Humanistik, ia menyimpulkan bahwa Psikologi humanistikmelihat manusia dari dimensi tempat dia tinggal, karena lingkungan akan mempengaruhinya secara manusiawi.
        Di dalam teori ini juga dijelaskan adanya kebebasan individu untuk mengungkapkan pendapat dan menentukan pilihannya. James Bugental(1964)terdapat lima hal yang perlu diperhatikan dalam mempelajari Psikologi Humanistik, yaitu:
       -            Keberadaan manusia tidak dapat direduksi kedalam komponen-komponen.
       -            Manusia memiliki keunikan tersendiri.
       -            Manusia memiliki kesadaran akan dirinya dan mengadakan hubungan dengan orang lain.
       -            Manusia memiliki pilihan dan bertanggung jawab atas pilihannya.
       -            Manusia memiliki kesadaran untuk mencari makna, nilai, dan kreativitas.
ABRAHAM MASLOW
       Manusia adalah seseorang yang mengalami, menghayati, dan pada dasarnya aktif serta memiliki tujuan dan harga diri.
       Walaupun dalam penelitian boleh saja dilakukan analisis rinci mengenai bagian-bagian dari jiwa (psyche) manusia. Namun dalam penyimpulannya, manusia tetap harus dipandang secara holistik atau menyeluruh. Selain itu manusia juga harus di pandang dengan penghargaan yang tinggi terhadap harga dirinya, perkembangan pribadinya, perbedaan individualnya dan dari sudut pandang kemanusiaannya itu sendiri.
       Psikologi harus masuk dalam topik-topik yang selama ini hampir tidak pernah dilihat dan dipertimbangkan oleh aliran-aliran behaviorisme dan psikoanalisis, seperti cinta, kreativitas, pertumbuhan, aktualisasi diri, kemandirian, tanggung jawab, dan sebagainya. Pandangan seperti ini disebut pandangan humanistik  (human= manusia).
       Teori Humanistik melihat kreativitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis yang tinggi. Teori Humanistik meliputi pendapat dari Abraham Maslow (1908-1970) yaitu manusia mempunyai naluri-naluri dasar yang menjadi nyata sebagai kebutuhan. Kebutuhan tersebut adalah:
-          Kebutuhan fisik/biologis
-          Kebutuhan akan rasa aman
-          Kebutuhan akan rasa dimiliki (sense of belonging) dan cinta
-          Kebutuhan akan penghagaan dan harga diri
-          Kebutuhan aktualisasi / perwujudan diri
-          Kebutuhan estetik
Hierarki Kebutuhan Maslow
Maslow menyusun suatu hierarki kebutuhan manusia, yang menggunakan susunan piramida untuk menjelaskan dorongan atau kebutuhan dasar yang memotivasi satu individu, yaitu:
Tingkat pertama (Kebutuhan Fisiologis)
Kebutuhan paling dasar yaitu kebutuhan yang harus dipenuhi pertama kali  dan paling mendesak karena berkaitan langsung dengan pemeliharaan biologis manusia dan juga kelangsungan hidupnya. Antara lain kebutuhan akan makanan, air, tidur, tempat untuk tinggal, seksual, dan bebas dari rasa sakit.
Tingkat kedua
Kebutuhan tingkat berikut akan muncul apabila kebutuhan tingkat pertama telah terpenuhi. Kebutuhan akan adaya keselamatan, keamanan, dan bebas dari ancaman bahaya atau resiko kerugian berupa jaminan keselamatan dari lingkungannya.
Tingkat ketiga
Kebutuhan untuk mencintai dan memiliki seseorang yang cakupannya untuk membina keintiman atau kedekatan dengan orang lain, persahabatan, dan adanya dukungan. Kebutuhan ini akan mendorong individu untuk menjalin hubungan secara afektif dan emosional dengan individu lainnya, baik lawan jenis ataupun sesama jenis, dalam lingkungan keluarga maupun di dalam masyarakat.
Tingkat keempat
Kebutuhan yang berkaitan dengan harga diri, berupa kebutuhan untuk mendapatkan rasa hormat dan penghargaan dari diri sendiri dan juga dari orang lain. Seseorang perlu mengetahui bahwa dirinya berharga dan dapat mengatasi berbagai tantangan yang ada dalam kehidupannya.
Tingkat tertinggi
Berupa aktualisasi diri yaitu individu yang telah mencapai pemenuhan semua kebutuhan dan telah mengembangkan potensi dirinya secara keseluruhan, adanya kebutuhan akan kecantikan, kebenaran dan keadilan sesuai dengan keinginan dan potensi yang dia miliki. Individu yang sudah mencapai tahap aktualisasi diri berarti telah menjadi manusia seutuhnya dan mampu memenuhi kebutuhan – kebutuhan yang bagi orang lain tidak pernah terlihat.
Maslow menyimpulkan bahwa kebutuhan dasar yang berada di tingkat paling bawah dari piramida ini akan mendominasi perilaku setiap individu sampai kebutuhan – kebutuhan tersebut terpenuhi pada setiap tingkatannya, dan lalu kebutuhan pada setiap tingkat diatasnya akan menjadi dominan ketika kebutuhan di bawahnya telah terpenuhi.
Perbedaan pada setiap individu terletak pada motivasi untuk melakukan sesuatu yang tidak selalu merupakan hal yang stabil di sepanjang hidupnya. Lingkungan hidup yang terganggu dapat menyebabkan motivasi menurun ke tingkat yang lebih rendah.
Teori Tambahan Maslow
Maslow mengemukakan tiga teori tambahan sebagai berikut:
Kebutuhan estetis
Kebutuhan ini tidak bersifat universal karena hanya sedikit orang yang akan termotivasi dengan kebutuhan akan keindahan dan perlunya mengalami peristiwa menyenangkan secara estetis. Orang yang mempunyai kebutuhan estetis kuat biasanya menginginkan lingkungan sekelilingnya selalu indah, teratur dan mereka bisa menjadi sakit karena kebutuhannya tidak terpenuhi.
Kebutuhan kognitif
Berupa keinginan sebagian besar orang untuk mengetahui, memecahkan masalah, dan menyelidiki suatu hal. Menurut Maslow, satu pribadi yang sehat seharusnya selalu ingin tahu lebih banyak , memiliki teori tentang sesuatu, menguji hipotesis yang didapatkannya dan merasa puas hanya dengan mengetahui bagaimana satu hal bekerja.
Kebutuhan neurotik
Menurut Maslow, kebutuhan ini bersifat non produktif karena hanya berkisar pada gaya hidup tertentu yang tidak sehat dan tanpa nilai yang dilakukan individu untuk mencapai aktualisasi diri.
Teori Carl Rogers
Seorang pencetus gerakan potensi manusia dengan penekanan pribadi melalui latihan sensitivitas, kelompok pertemuan, dan lain – lain yang ditujukan untuk membantu orang supaya memiliki kepribadian yang sehat.
Rogers membangun teori nya berdasarkan praktik interaksi therapeutik yang dia lakukan dengan pasien – pasiennya. Teori Rogers dinamakan “Person Centered Theory” karena menekankan kepada sisi subjektif dari seseorang individu
Pokok Utama Teori Rogers
Perhatian utama teori Rogers ditujukan kepada perkembangan atau perubahan kepribadian manusia. Dua pokok utama dalam teori Rogers adalah:
1. Organisme
Menurut Rogers, organisme adalah makhluk fisik yang ada dengan semua fungsinya baik fungsi fisik maupun psikis. Organisme merupakan tempat terjadinya semua pengalaman yang merupakan persepsi seseorang tentang kejadian yang terjadi di dalam dirinya sendiri dan  juga di luar dunianya.
Keseluruhan dari pengalaman yang didapatkan baik itu sadar maupun tidak akan membangun medan fenomenal seseorang yang tidak akan diketahui oleh orang lain kecuali melalui inferensi empatik yang tidak sempurna. Menunjukkan bahwa perilaku manusia bukan merupakan fungsi atau pengaruh dari kenyataan luar atau rangsangan dari lingkungan, melainkan berupa realitas subjektif atau medan fenomenal.
2. Self
Dikenal dengan “self concept” atau konsep diri, diartikan oleh Rogers sebagai persepsi tentang karakteristik ‘I’ atau ‘me’.
Persepsi mengenai hubungan ‘i’ atau ‘me’ dengan orang lain dan berbagai aspek kehidupan, termasuk juga dengan nilai – nilai yang berhubungan. Pokok utama ini juga ditafsirkan sebagaai keyakinan tentang kenyataan, keunikan dan kualitas dari tingkah laku itu sendiri.
 Adanya konsep diri berarti merupakan gambaran mental yang terbentuk mengenai diri sendiri.
Hubungan antara ‘Self concept’ dengan organisme bisa terjadi melalui dua kemungkinan, yaitu ‘congruence’  yang berarti hubungan mengandung kecocokan, dan ‘incongruence’ yang berarti terjadi ketidak cocokan yang keduanya menentukan perkembangan kematangan, penyesuaian dan kesehatan mental individu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar