Kamis, November 22

Sejarah Psikologi Kepribadian



Sejarah Psikologi Kepribadian

(Untuk Semester 5 Reguler)
 
Pada awal abad ke-20 memungkinkan lahirnya psikologi kepribadian.
Sigmund Freud, yang sangat sadar akan awal yang  baru ini, dengan sengaja menerbitkan salah satu dari karya utamanya, The Interpretation of Dreams, pada tahun 1900(alih-alih pada tahun 1899).
Pada tahun 1930-an, teori kepribadian modern sedang terbentuk. Psikologi kepribadian  berusia kurang dari satu abad, namun mempunyai akar sepanjang sejarah manusia
Makna kepribadian atau Personality berasal dari kata “person” yang secara bahasa memiliki arti;
(1)   an individual human being (sosok manusia sebagai individu),
(2)    a common individual (individu secara umum),
(3)    a living human body (orang yang hidup),
(4)    self (pribadi),
(5)    personal exsintence or identity (exsistensi atau identitas pribadi),
(6)    distinctive personal character (kekhususan karakter individu)
(7)   Dalam psikologi  kepribadian  tercetus beberapa hal di antaranya, Teater dan Presentasi Diri, aspek-aspek Agama, Evolusi Biologis, Pengetesan dan Teori Modern.  
      Teater dan Presentasi Diri
Sebagian akar psikologi kepribadian bisa ditelusuri ke teater. Theophrastus, murid dari Aristoteles, adalah salah satu pencipta-pencipta pertama sketsa karakter deskripsi singkat mengenai tipe orang yang bisa di temui kapan pun dan dimana pun seperti seorang yang murahan, rapi pemalas, atau kasar
(Allport, 1961). Pada abadn ke-20, teater kembali mengambil langkah imajinatif pemain teater seperti luigi Pirandello (1867-1936), bermain dengan ide bahwa seorang karakter bisa melangkah keluar dari operistiwa di dalam pentas mereka.
Sebagai contoh, seorang pemain bisa sepenuhnya, keluar dari panggung (atau keluar dari set film) dan mengomentari drama tersebut. Disini seolah-olah, karakter tersebut mempunyai realitasnya sendiri dan kenyataan menjadi suatu rangkaian ilusi.
Pada saat yang bersamaan, filsuf sosial mulai mempertimbangkan ide mengenai diri relatif lebih jelasnya, tidak ada diri yang sejati di balik topeng, melainkan diri yang sejati hanyalah merupakann serangkaian topeng. Dengan kata lain abad ke-20 ini menentang ide tentang adanya inti diri atau kepribadian yang bisa di temukan.
Agama
Aspek lain dari psikologi kepribadian bisa ditelusuri kepercayaan-kepercayaan agama. Tradisi keagamaan barat (Yahudi, Kristen, Islam) memepercayai bahwa umat manusia diciptakan menurut citra Tuhan dan sejak awal telah menghadapi godaan dan perjuangan moral. Manusia bertujuan untuk memenuhi sebuah tujuan adikotri, berjuang demi kebaikan, dan melawan yang jahat. Dalam tradisi ini, sifat dasar manusia pada hakikatnya adalah spiritual sebuah roh yang mendiami raga ketika ia berada di dunia. Hal inilah yang mengha;langi analisis kepribadianyang ilmiah karena agama dapat memandang manusia bukan sebagai bagian dari alam, namun lebih dari sebagian atauran adikodrati.
Filsafat dan agama-agama Timur berfokus pada kesadaran diri dan  pemenuhan diri spiritual . perhatian juga banyak dia raahakan pada meditasi dan tingkat kesadaran yang berubah (seperti keserupan). Fokus pemikiran Timur ini pada kesadaran, pemenuhan diri dan roh manusia, memainkan peranan penting dalam aspek-aspek tertentu dari teori kepribadian modern. Pemikiran Timur juga mempengaruhi psikologi kepribadian ternama seperti C.G.Jung. namun, sebagian besar peneliti mengenain kepribadian di universitas saat ini lebih banyak bergelut di arena ilmu pengetahuan modern dan positivistik, serta jarang terkait dengan masalah-masalah spiritual.
Evolusi Biologis
Pengaruh terhadap psikologi kepribadian yang paling terlihat jelas bisa di telusuri ke perkembangan ilmu biologi selama abad ke-19. Mengapa beberapa binatang, seperti harimau, bersifat agresif dan peneyendiri, sementara binatang lain  seperti, simpanse, bersifat sosial dan kooperatif? Karakteristik apa saja dari manusiayang sama-sama dimiliki oleh binatang lain?
Perkembangan terbesar dalam pemikiran biologisdi abad ke-19 adalah teori evolusi. Pada tahun 1859 Charles Darwin menerbitkan Origin of Species, Charles Darwin  mengajukan ide-ide yang diajukan ahli teori lain, berpendapat bahwa karakteristik individual yang berevolusi adalah karakteristik yang memungkinkan organisme tersebut untuk meneruskan gen keturunannya. Individu yang tidak beradaptasi dengan baik dengan tuntutan dari lingkungannya tidak akan hidup cukup lama untuk dapat meneruskan keturunan.
Begitu juga dengan sejumlah dorongan agresi dan sejumlah bentuk tertentudari kerja sama sosial yang memilki nilai adaptif.  Binatang yang dapat mengusai makanan dan pasangan, dan binatang yang bisa bekerja sama dengan yang lain untuki memastikan keselamatan mereka, akan hidup cukup lama sehinggamemilki lebih besar kemungkinan untuk dapat meneruskan gen mereka, fokus terhadap fungsi lebih- jelasnya, fungsi dari perilaku menjadi aspek yang penting dari pemikiran kita mengenai kepribadian.
Namun, sumbangan utama dari evolusi darwin terhadap psikologi kepribadian adalah caranya membebaskan pemikiran dari asumsi adanya kendali adikodrati. Jika kita berfikir bahwa kekuatan adikodrati memilki kendali penuh atas kegiatan manusia, kita tidak akan perlu mencari hal-hal lain mempengaruhi individu. Ketika menjadi jelas bahwa manusia ditentukanoleh hukum-hukum alam, ilmuwan mulai mempelajari perilakumanusia secara sistematis.
Pengetesan
Perhatian! Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengingat seberapa baik Anda dapat mengingat, memikirkan, dan menjalankan apa yang diperintahkan kepda Anda. Kami tidak mencari orang-orang yang gila. Tujuan kami adalah membantu Anda menemukan tempat sesuai bagi Anda di Angkatan bersenjata.
Begitulah instruksi untuk sebuah tes yang di berikan kepada lebih dari satu juta orang muda Amerika, ketika Amerika Serikat memasuki Perang Dunia pada tahun 1917 (Yerkes, 1921).
Orang-orang Amerika mempunyai pekerjaan yang harus dilakukan, dan mereka berfikir akan dapat melakukannya dengan lebih baik jika mereka mengukur orang yang sama seperti mereka mengukur mesin. Pendekatan  praktis yang dimilki oleh psikologi orang-orang Amerika ini membawa perspektif yang berbeda terhadap studi mengenai perbedaan individu.
Banyak peneliti psikologis mengenai kepribadian telah didukung oleh strategi masa perang guna kepentingan pertempuran atau oleh usaha masa damai untuk pertahanan nasioanal.
Pada tahun 1917, angkatan bersenjata lebih bertujuan untuk menyeleksi orang-orang , namun  juga menyeleksi para para pelamar yang tidak tahan berada dibawah tekanan.
Contoh salah satu pertanyaan berbunyi “Apaka Anda merasa ingin melompat saat berda ditempat ynag tinggi?” (Woodworth,1919). Pertanyaan semacam inilah yang memeberikan sumbangan terhadap perkembangan tes kepribadian modern.  Tes-tes angakatan bersenjata dikembangakan dibawah pengaruh psikologis Lewis Terman dari Stanfort dan Robert Yerkes dari Harvard,
Teori Modern
Teori kepribadian modern mulai terbentuk secara formal pada tahun 1930-an. Bentuk teori tersebut sangat dipengaruhi oleh karya tiga orang yakni Gorden Allport, Kurt Lewin dan Henry Murray.
 Allport yang memiliki keahlian luas dalam bidang filsafat dan karya-karya klasik, memusatkan pada keunikan dan kehormatan individu. Allport mendefinisikan kepribadian sebagai “organisasi dinamis dari sistem psikofisik individu yang menentukan penyesuaian unik dirinya terhadap lingkungan”,  dengan mengembangkan karya psikolog filsuf William James, Allport menolak ide untuk memecah-mecah kepribadian ke dalam komponen –komponen dasar (seperti sensasi atau dorongan dalam diri) dan lebih melihat sistem yang mendasari setiap keunikan individu.
Kurt Lewin berasal dari tradisi Gestal di Eropa. Psikolog-psikolog Gestal menekankan hakikat persepsi dan pikiran yang integaratif  dan aktif, serta berpendapat bahwa keseluruhan  adalah lebih baik dari pada kumpulan  dari bagian-bagian.
Penekanan pada gambaran keseluruhan yang seseorang bayangkan ketika menghadapi suatu situasi, mempunyai pengaruh yang besar terhadap lewin, dan selanjutnya terhadap psikologi kepribadian dan sosial.
Lewin memberi perhatian pada “kondisi sesaat individu dan struktur situasi psikologinya”. Kekuatan yang mepengaruhi seseorang berubah dari waktu ke waktu dan dari situasi kesituasi. Teori kepribadian modern telah menerapakan penekanan ini dalam memahami keadaan seseorang dalam situasi tertentu.
Henry Murray, menghabiskan sebagian besar kariernya diklinik psikologi Harvard,  berusaha mengintegrasikan isu-isu klinis (masalah pasien yang nyata) dengan isu-isu teori dan pemeriksaan. Murray percaya pada sebuah orientasi komprehensif, termasuk penelitian longitudional mempelajari orang yang sama untuk  jangka waktu yang lama.
Menggunakan pendekatan yang luas dalam kepribadian dan mendefinisikan sebagai “cabang dari psikologi yang pada prinsipnya memepelajari kehidupan manusia dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya, serta menyelidiki perbedaan individu” .
Penekannya untuk memepelajari kekayaan hidup pada seiap orang menuntun Murray untuk lebih memilih istilah “Personology”
Psikolog-psikolog modern yang menggunakan pendekatan Murray sering menyebut diri mereka sendiri “Personologist”.
Murray juga menekankan hakikat individu yang terintegrasi dan dinamis sebagai organisme kompleks yang berespon terhadap lingkungan yang spesifik. Menenkankan kebutuhan dan motivasi, penekanan yang terbukti cukup terpengaruh.
Teori merupakan salah satu unsur penting dari setiap pengetahuan ilmiah atau ilmu, termasuk psikologi kepribadian..
Menurut Hall dan Lindzey ,teori kepriadian adalah sekumpulan anggapan atau konsep-konsep yang satu sama lain berkaitan mengenai tingkah laku manusia
Fungsi Teori Kepribadian
Fungsi deskriptif dan prediktif dari teori kepribadian.
1. Fungsi Deskriptif
Fungsi deskriptif (menjelaskan atau menggambarkan) merupakan fungsi teori kepribadian dalam menjelaskan atau menggambarkan perilaku atau kepribadian manusia secara rinci, lengkap, dan sistematis. Pertanyaan-pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana seputar perilaku manusia dijawab melalui fungsi deskriptif.
2. Fungsi Prediktif
Teori kepribadian selain harus bisa menjelaskan tentang apa, mengapa, dan bagaimana tingkah laku manusia sekarang, juga harus bisa memperkirakan apa, mengapa, dan bagaimana tingkah laku manusia di kemudian hari. Dengan demikian teori kepribadian harus memiliki fungsi prediktif
Dimensi-dimensi Teori Kepribadian
Setiap teori kepribadian diharapkan mampu memberikan jawab atas pertanyaan sekitar apa, mengapa, dan bagaimana tentang perilaku manusia. Untuk itu setiap teori kepribadian yang lengkap, menurut Pervin,memiliki dimensi-dimensi sebagai berikut :
1. Pembahasan tentang struktur, yaitu aspek-aspek kepribadian yang bersifat relatif stabil dan menetap, serta yang merupakan unsur-unsur pembentuk sosok kepribadian.
2. Pembahasan tentang proses, yaitu konsep-konsep tentang motivasi untuk menjelaskan dinamika tingkah laku atau kepribadian.
3. Pembahasan tentang pertumbuhan dan perkembangan, yaitu aneka perubahan pada struktur sejak masa bayi sampai mencapai kemasakan, perubahan-perubahan pada proses yang menyertainya, serta berbagai faktor yang menentukannya.
4. Pembahasan tentang psikopatologi, yaitu hakikat gangguan kepribadian atau tingkah laku beserta asal-usul atau proses perkembangannya.
5. Pembahasan tentang perubahan tingkah laku, yaitu konsepsi tentang bagaimana tingkah laku bisa dimodifikasi atau diubah.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Teori Kepribadian

Faktor-faktor historis
Secara historis banyak faktor yang mempengaruhi berkembanya teori-teori kepribadian. Yang merupakan faktor yang pengaruhnya sangat kuat adalah : a. pengobatan klinis Eropa, b. psikometrik, c. behaviorisme, dan d. psikologi Gestalt (Koeswara, 1991: 13).
Pengobatan klinis di Eropa
Upaya pengobatan, sepanjang sejarah selalu dihubungkan dengan konsepsi tentang kepribadian. Demikian halnya dengan apa yang dilakukan di Eropa pada abad ke-18 dan ke-19, terutama di Perancis. Atas dasar konsepsi-konsepsi fisiologis dan aktivitas-aktivitas mental manusia, Philipe Pinel (1745-1926), seorang dokter dari Perancis, menggambarkan gangguan kepribadian psikosis sebagai akibat dari kerusakan fungsi otak.
Seorang dokter dari Jerman, Emil Kraeplin (1856-1926), membuat klasifikasi gangguan kepribadian berdasarkan konsepsi tentang psikosis yang fisikalistis. Ditinjau dari perkembangan teori kepribadian, apa yang dilakukan Kraeplin merupakan langkah besar karena gangguan kepribadian sudah dirumuskan dan diklasifikasikan secara ilmiah.
Pengaruh terbesar dari sejarah pengobatan klinis di Eropa terhadap perkembangan kepribadian adalah yang terjadi pada abad ke-20, yaitu ketika Sigmund Freud menuliskan konsepsi-konsepsinya yang dia susun berdasarkan temuannya dalam menyembuhkan penderita neurosis, khususnya histeria. Pengaruh Freud dengan Psikoanalisisnya terhadap teori kepribadian dapat dilihat dari fakta bahwa hampir seluruh teori kepribadian modern mengambil sebagian atau setidak-tidaknya mempersoalkan konsepsi-konsepsi Freud dalam penyusunan teori kepribadian

Psikometrik
Psikometrik atau pengukuran psikologi memberikan pengaruh yang harus diperhitungkan dalam perkembangan teori kepribadian. Sebelum ada psikometrik, ada anggapan bahwa fungsi-fungsi psikologis manusia seperti kecerdasan, bakat, minat, motif, dst., sangat sulit bahkan tidak mungkin untuk bisa diukur.
Berbicara tentang psikometrik dari sisi historis, tidak terlepas dari pembahasan mengenai apa yang dilakukan oleh Gustav Theodor Fecher (1801-1887).
Fechner, yang beranggapan bahwa jiwa itu identik dengan raga, banyak melakukan penelitian, khususnya tentang pengideraan dengan metode eksperimen.
Apa yang telah dilakukan oleh Fecher menjadi pendorong bagi para ahli yang muncul kemudian untuk mengembangkan dan menggunakan pendekatan psikometrik untuk kaitan antara aspek fisik dengan aspek mental. Dengan berkembangnya psikometrik memungkinkan dilakukannya penelitian di bidang kepribadian.
Behaviorisme
Behaviorisme merupakan aliran psikologi yang lahir di Amerika Serikat dipelopori oleh John B. Watson (1878-1958). Pengaruh behaviorisme terhadap perkembangan teori kepribadian terletak pada upaya-upaya dan anjurannya untuk memandang dan meneliti tingkah laku manusia secara objektif. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh para behavioris dengan metode eksperimen mampu memberikan sumbangan besar bagi terciptanya konsep-konsep tentang kepribadian yang ketepatannya bisa diuji secara empiris.
Psikologi Gestalt
Psikologi Gestalt merupakan aliran psikologi yang lahir di Jerman dan yang dipelopori oleh Max Wertheimer (1880-1943), Wolfgang Kohler (1887- 1967), dan Kurt Koffka (18886-1941).
 Prinsip pertama dan utama dari psikologi Gesltalt adalah bahwa suatu fenomena hanya dan harus dimengerti sebagai suatu totalitas atau keseluruhan. Demikian halnya dengan manusia berikut kesadaran dan tingkah lakunya hanya dapat dipahami jika hal itu dilihat sebagai suatu totalitas.
 Beberapa teoris kepribadian terkemuka yaitu Adler, Goldstein, Allport, Maslow, dan Rogers mengembangkan teori kepribadian berdasarkan prinsip holistik atai totalitas dari psikologi Gestalt.
Prinsip kedua psikologi Gestalt, yang juga ikut mempengaruhi para teoris keprbadian adalah prinsip bahwa fenomena merupakan data mendasar bagi psikologi. Untuk itu dalam memahami perilaku manusia maka peneliti atau pengamat harus berusaha merasakan dan menghayati apa yang dialami oleh subjek yang diamati.
Faktor-faktor Kontemporer
Faktor-faktor kontemporer yang mempengaruhi perkembanga teori kepribadian mencakup faktor dari dalam dan dari luar psikologi.
Faktor-faktor yang bersumber dari dalam bidang psikologi yaitu:
a. munculnya perluasan bidang psikologi, seperti psikologi lintas budaya (cross-cultural psychology),
 b. Studi tentang proses-proses kognitif dan motivasi.
Faktor-faktor kontemporer dari luar bidang psikologi yang mempengaruhi perkembangan teori kepribadian antara lain berkembangnya aliran filsafat eksistensialisme, perubahan sosial budaya yang pesat, dan berkembangnya teknologi komputer.
Eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang menekankan kebebasan, penentuan diri, dan keberubahan manusia, mempengaruhi para teoris kepribadian eksistensial dan humanistik. Perubahan sosial budaya telah memberikan arah baru kepada penelitian dan penyusunan teori kepribadian. Sedangkan berkembangnya teknologi komputer membuka peluang yang luas bagi penelitian secara besar-besaran dan cermat.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar