Selasa, Desember 4

PRINSIP-PRINSIP UMUM EVALUASI




 (Sem V Intensif)

 PRINSIP-PRINSIP  UMUM  EVALUASI
 
1. Kontinuitas.
                       Evaluasi harus dilakukan secara kontinu. Hasil evaluasi harus dihubungkan dengan hasil waktu sebelumnya, sehingga dapat diperoleh gambaran yang j elas dan berarti tentang perkembangan siswa. Perkembangan siswa harus di lihat dari dimensi proses bahkan dimensi  input.
 2. Komprehensif .
                      Dalam melakukan evaluasi terhadap suatu obyek. Guru harus mengambil seluruh obyek sebagai bahan evaluasi. Contoh, jika obyek evaluasi adalah siswa, maka seluruh kepribadian siswa harus dievaluasi baik mengenai kognitif, afektif maupun psikomotor.
 3. Adil dan objektif.
                    Semua siswa harus diberlakukan sama. Evaluasi harus didasarkan atas kenyataan bukan hasil manipulasi atau rekayasa. Jadi guru harus berlaku adil tanpa pilih kasih.
 4. Kooperatif.
                    Dalam kegiatan evaluasi guru harus bekerja sama dengan semua pihak, seperti orang tua siswa, sesame guru, kepala sekolah, siswa . Hail ini dimaksudkan agar semua pihak merasa dihargai.
 5. Praktis.
                  Praktis berarti mudah digunakan ,baik  oleh guru yang menyusun alat evaluasi maupun orang lain yang akan menggunakan alat tersebut. Untuk itu perlu diperhatian bahasa dan petunjuk mengerjakan soal. 


Sebagai suatu program,evaluasi pembelajaran dibagi lima jenis, yaitu :
    1. Evaluasi perencanaan dan pengembangan.
               Evaluasi ini diperlukan untuk mendesain program pembelajaran. Sasaran utama adalah memberikan bantuan tahap awal dalam penyusunan program pembelajaran. Permasalahan yang disoroti mengenai kelayakan dan kebutuhan. Hasil evaluasi dapat meramalkan kemungkinan implementasi program dan tercapainya keberhasilan program pembelajaran. Pelaksanaan evaluasi dilakukan sebelum program disusun dan dikembangkan.
    2. Evaluasi monitoring.
                Evaluasi itu dimaksudkan untuk memeriksa apakah program pembelajaran mencapai sasaran secara efektif dan apakah program pembelajaran terlaksana sebagaimna mestinya.
3. Evaluasi dampak.
              Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh suatu program pembelajaran. Dampak ini dapat diukur berdasarkan
           kriteria keberhasilan sebagai inikator ketercapaian tujuan program pembelajaran.
 4. Evaluasi efisiensi-ekonomis.
             Evaluasi ini dimaksudkan untuk menilai tingkat efisiensi pelaksanaan program pembelajaran. Untuk itu diperlukan perbandingan antara jumlah biaya, tenaga danwaktu yang diperlukan dalam suatu program pembelajaran dengan program lainnya yang memiliki tujuan yang sama.
  5. Evaluasi program komprehensif.

 
                        Evaluasi ini dimaksudkan untuk menilai program pembelajaran secara menyeluruh, seperti perencanaan program, pelaksanaan program, monitoring pelaksanaan, dampak program, tingkat keefektifan dan   efisiensi. Dalam model evaluasi dikenal dengan educational systems evaluation model.
Evaluasi proses dan hasil belajar dibagai menjadi empat jenis yaitu :
(1)    penilaian formatif.  Penilaian ini dimaksudkan untuk memantau kemajuan belajar siswa selama proses belajar berlangsung untuk memberikan balikan (feedback) bagi penyempurnaan program pembelajaran, untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang memerlukan perbaikn sehingga hasil belajar siswa dan proses pembelajaranguru menjadi lebihbaik soal-soal evaluasi formatif terdapat yang mudah dan sukar tergantung dari tugas-tugas belajar dalam program pembelajaran yang dinilai;
(2) evaluasi sumatif. Istilah smatif berasal dari kata sum berarti total obtained by adding together items, nembers or amounts. Evaluasi sumatif berarti penilaian yang dilakukan jika satuan pengalaman belajar atau seluruh materi pelajaran yang dianggap selesai. Dengan demikian ujian akhir semester dan UAN termasuk evaluasi sumatif Evaluasi ini dimaksudkan untuk  mengetahui apakah siswa  sudah dapat menguasai standar kompetensi yan telah ditetapkan  atau belum , untuk meentukan nilai berdasarkan tingkat hasil belajar siswa selanjutnya dipakai sebagai angka rapor.
(3) evaluasi penempatan. Evaluasi penempatan dibuat sebagai pretes. Tujuan utama adalah untuk mengetahui apakah siswa telah memeiliki keterampilan yang diperlukan untuk mengikuti suatu program pembelajaran dan sejauhmana
siswa telah menguasai kompetensi dasar yang tercantum dalam silabi dan rencana pelaksaan pembelajaran (RPP),
(4) evaluasi diagnostic. Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui kesulitan belajar siswa berdasarkan hasil evaluasi formatif. Evaluasi diagnostic memerlukan sejumlah soal untuk satu bidang yang diperkirakan merupakan kesulitan bagi siswa. oal tersebut bervfariasi dandifokuskan pada kesulitan Evaluasi ini dilaksanakan sebelum suatu pelajaran dimulai. Tujuannya adalah untuk menjajagi pengetahuan dan keterampilan yang telahdikuasai oleh siswa. Dengan kata lain apakah siswa sudah mempunyai pengetahuan dan keterampilan untuk dapat mengikuti materi pelajaran lain. Evaluasi diagnostic disebut test of entering behavior. 

Adapun fungsi utama evaluasi sumatif adalah
(1)    untuk menentukan nilai akhir siswa dalamperoede tertentu. Contoh nilai ujian akhir semester;
(2)     untuk memberikanketerangan tentang kecakapan atau keterampilan siswa dalam periode tertentu,
(3)    untuk memperkirakan berhasil tidaknya siswa dalam pelajaran berikutnya yang lebih tinggi 

Teknik penilaian yang dapat digunakan antara lain:
1. Tes kinerja dapat digunakan untuk berbagai bentuk sperti tes ketersmpilan tertulis, tes identifikasi,ttes simulasi,.Melalui tes ini peserta didik mendemonstrasikan unjuk kerja sebagai perwudujudan kompetensi yang telah dikuasainya.
2. Demonstrasi. Teknik ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif sesuai dengan kompetensi yang dinilai.
3. Observasi. Teknik ini dilakukan secara formal dengan menggunakan instrumen yang sengaja dirancang untuk mengamati unjuk kerja dan kemajuan belajar peserta didik  dan dilakukan secara informal oleh pendidik tanpa menggunakan instrument.
 4. Penugasan. Teknik dilakukan dengan model proyek yang berupa sejumlah kegiatan dirancang , diselesaikan oleh peseta didik di luar kelas dan dilaporkan secara tertulis maupun lisan. Penugasan dapat berbentuk tugas rumah yang harus diselesaikan peserta didik.
 5. Portofolio. Teniki ini dilakukan dengan cara megnumpulkan dokumen dan karya-karya peserta didik dalam karya tertentu  yang diorganisasikan untuk mengetahui minat, perkembangan belajar dan prestasi belajar.
 6. Tes tertulis. Teknik ini dapat dilakukan dengan cara uraian (essay) maupun obyektif seperti benar-salah, pilihan ganda, menjodohkan dan melengkapi.
      7. Tes lisan. Teknik ini menuntut jawaban lisan dari peserta didik. Dalam pelaksanaan pendidik harus    bertatap muka secara langsung dengan peserta didik. Pendidik harus membuat daftar pertanyaan dan pedoman penskoran.
  8. Jurnal yaitu catatan peserta didik selama berlangsungnya proses pembelajaran. Jurnal berisikan deskripsi proses pembeljaran termasuk kekuatan dan kelemahan peserta didik terkait dengan kinerja ataupun sikap.
  9. Wawancara yaitu cara untuk memperoleh informasi secara mendalam yang diberikan secara lisan dan spontan tentang wawasan pengadangan atau aspek kepribadian peserta didik.
  10. Inventori yaitu skla psikologias yang digunakan untuk mengungkapkan sikap, minat dan persepsi peserta didik terhadpa obyek psikologis ataupun fenomena yang terjadi.
  11. Penilaian diri yaitu teknik penilaian yang digunakan agar peserta didik dapat mengemukakan kelebihan dan kekuarangan diri dalam berbagai hal.
  12. Penilaian antar teman. Teknik ini dilakukan dengan meminta peserta didik mengemukakan kelebihan dan kekuarangan teman dalam berbagai hal. Penilaian ini dapat berupa sosiometeri untuk mendapat informasi anak-anak yang favorit dan terisolasi dalam kelompoknya. 


Karateristik instrumen evaluasi pembelajaran  yang baik adalah : (1) valid, (2) reliable, (3) relevan, (4) representative, (5) praktis, (6) deskriminatif, (7) spesifik, dan (8) proposional
   1. Valid,  artinya instrumen betul-betul mengukur apa yang hendak diukur secara tepat. Misalnya alat ukur mata pelajaran IPS, maka alat ukur harus betul-betul mengukur kemampuan peserta didik dalam mempelajari IPS. Validitas instrument evaluasi dapat ditinjau dari berbagai segi, yaitu validitas ramalan (predictive validity), validitas bandingan (concurrent validity), validitas isi (content validity), validitas konstruk  (costruct validity)
2. Reliabel, artinya mempunyai hasil yang taat asas. Misalnya seorang guru  mengembangkan instrument tes yang diberikan kepoada sekelompok peserta didik saat ini, kemudian diberikan lagi kepada sekelompok peserta didik yang sama pada waktu berbeda ternyata hasilnya sama berarti instrument tersebut mempunyai tingkat reliabilitas yang tinggi.
 3. Relevan, artinya instrumen  yang digunakan harus sesuai dengan standar kompetensi, kempetensi dasar dan indikator yang telah ditetapkan.
4. Representatif, artinya materi instrument harus betul-betul mewakili seluruh materi yang disampaikan.
5. Praktis, artinya mudah digunakan.
6. Dekriminatif, artinya satu instrument harus disusun sedemikian rupa, sehingga dapat menunjukkan perbedaan-perbedaan yang sekecilnya Untuk itu dilakukan uji daya pembeda instrument.
7. Spesifik, artinya suatu instrument disusun dan digunakan khusus untuk obyek yang dievaluasi.
8. Proporsional, artinya suatu instrument harus  miliki tingkat kesulitan yang proporsional antara sulit, sedang dan mudah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar