Jumat, Februari 22

Mengolah hasil evaluasi ( sem 5 Intensif)



Mengolah hasil evaluasi ( sem 5 Intensif)

Skor adalah hasil pekerjaan menskor yang diperoleh dengan menjumlahkan angka-angka bagi setiap soal tes yang dijawab betul oleh siswa.
Menskor merupakan proses pemberian angka atau sering disebut dengan pengukuran.
Pengukuran yang bersifat kuantitatif dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
(1)     Pengukuran yang dilakukan bukan untuk menguji sesuatu: misalnya, pengukuran yang dilakukan oleh penjahit pakaian mengenai ukuran pakaian.
(2)     Pengukuran yang dilakukan untuk menguji sesuatu: misalnya, pengukuran yang dilakukan untuk menguji daya tahan perbaja terhadap tekanan berat, pengukuran untuk menguji daya tahan nyala lampu pijar.
(3)     pengukuran untuk menilai, yang dilakukan dengan jalan menguji sesuatu; misalnya, mengukur kemajuan belajar peserta didik dalam rangka mengisi nilai rapor yang dilakukan dengan menguji mereka dalam bentuk tes hasil belajar. pengukuran jenis ketiga inilah yang biasa dikenal dalam dunia pendidikan
(4)    Nilai merupakan angka ubahan dari skor dengan menggunakan acuan tertentu, yakni acuan normal atau acuan standar.
(5)     Penilaian berarti menilai sesuatu. Sedangkan menilai itu mengandung arti: mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan mendasarkan diri atau berpegang pada ukuran baik atau buruk, sehat atau sakit, pandai atau bodoh dan sebagainya. Jadi penilaian itu bersifat kualitatif.
(6)    Evaluasi adalah mencakup dua kegiatan, yaitu mencakup pengukuran atau menskor dan penilaian.
(7)     Evaluasi adalah kegiatan atau proses menilai sesuatu. Hal ini sesuai dengan pernyataan Edwind Wandt dan Gerald  yang menyatakan bahwa Evaluasi merupakan suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.
TEKNIK PEMBERIAN SKOR           
Pemberian skor bukanlah kegiatan yang mudah, seorang pendidik harus mengetahui teknik-teknuk menskor dan apa saja yang perlu diperhatikan dalam kegiatan menskor.
Dalam hal pekerjaan menskor atau menentukan angka, dapat digunakan 3 macam alat bantu yaitu:
1.      Pembantu menentukan jawaban yang benar, disebut kunci jawaban.
2.    Pembantu menyeleksi jawaban yang benar dan yang salah, disebut kunci skoring.
3.      Pembantu menentukan angka, disebut pedoman penilaian.
Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk betul-salah
Untuk tes bentuk betul-salah (true-false) yang dimaksud dengan kunci jawaban adalah deretan jawaban yang kita persiapkan untuk pertanyaan atau soal-soal yang kita susun, sedangkan kunci skoring adalah alat yang kita gunakan untuk mempercepat pekerjaan skoring.
Oleh karena dalam hal ini testee (tercoba) hanya diminta melingkari huruf B atau S maka kunci jawaban yang disediakan hanya berbentuk urutan nomor sareta huruf dimana kita menghendaki untuk melingkari (atau dapat juga diberi tanda X)
Dalam menentukan angka (skor) untuk tes bentuk B-S ini kita dapat menggunakan 2 cara yaitu:
a)      Tanpa hukuman atau tanpa denda.
b)      Dengan hukuman atau dengan denda.
Tanpa hukuman adalah apabila banyaknya angka yang diperoleh siswa sebanyak jawaban yang cocok dengan kunci. Sedangkan dengan hukuman di gunakan 2 2 macam rumus, tetapi hasilnya sama.
Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk pilihan ganda (multiple choice)
Dengan tes bentuk pilihan ganda, testee diminta melingkari slah satu huruf  di depan pilihan jawaban yang disediakan atau membubuhkan tanda lingkaran atau tanda silang pada tempat yang sesuai di lembar jawaban.
Dalam menentukan skor untuk tes bentuk pilihan ganda, dikenal 2 macam cara pula yakni tanpa hukuman dan dengan hukuman. Tanpa hukuman apabila banyaknya angka dihitung dari banyaknya jawaban yang cocok dengan kunci jawaban.
Dengan hukuman menggunakan rumus:
S = Score
W = Wrong
N = Banyaknya pilihan jawaban (yang pada umumnya di Indonesia 3, 4, atau 5)
Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk jawaban singkat (Short answer test)
Tes bentuk jawaban singkat adalah bentuk tes yang menghendaki jawaban bentuk kata atau kalimat pendek. Jawaban untuk tes tersebut tidak boleh berbentuk kalimat-kalimat panjang, tetapi harus sesingkat mungkin dan mengandung satu pengertian. Dengan persyaratan inilah maka bentuk tes ini dapat digolongkan ke dalam bentuk tes objektif.
Tes bentuk isian, dianggap setaraf dengan tes jawaban singkat ini.
Cara pemberian skor untuk jenis tes ini dengan memberikan skor 2 (dua) untuk setiap soal. Akan tetapi, bisa juga skornya kita samakan dengan bentuk tes betul-salah atau pilihan ganda jika memang jawabannya ringan atau mudah. Tetapi sebaliknya apabila jawabannya bervariasi misalnya lengkap sekali, lengkap dan kurang lengkap maka dapat diberi skor yang bervariasi pula misalnya 2; 1,5; dan 1.
Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk menjodohkan (matching)
Pada dasarnya tes bentuk menjodohkan adalah tes bentuk pilihan ganda, dimana jawaban-jawaban dijadikan satu, demikian pula pertanyaan-pertanyaanya. Dengan demikian, maka pilihan jawabannya akan lebih banyak. Satu kesulitan lagi adalah bahwa jawaban yang dipilih dibuat sedemikian rupa sehingga jawaban yang satu tidak diperlukan bagi pertanyaan lain.
Bentuk menjodohkan adalah tes bentuk pilihan ganda yang lebih kompleks. Maka skor/angka yang diberikan sebgai imbalan juga harus lebih banyak. Dapat ditentukan bahwa angka untuk tiap nomor adalah 2 (dua).
Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk uraian (essay test)
Dalam tes bentuk uraian setiap jawaban yang diberikan oleh siswa tentu berbeda-beda. Maka cara meberikan angka/skor menggunkan cara pemberian angka yang relative.
 Misalnya untuk suatu nomor soal jawaban yang paling lengkap hanya mengandung 3 unsur, padahal kita menghendaki 5 unsur, maka kepada jawaban yang paling lengkap itulah kita berikan angka 5, sedangkan untuk yang menjawab hanya 2 atau 1 unsur, kita ber angka lebih sedikit, yaitu misalnya 3,5; 2; 1,5; dan seterusnya.
Kunci jawaban dan kunci pemberian skr untuk tugas
Kunci jawaban untuk memeriksa tugas merupakan pokok-pokok yang harus termuat di dalam pekerjaan siswa. Hal ini menyangkut criteria tentang isi tugas. Namun sebagai kelengkapan dalam pemberian skor, digunakan suatu tolak ukur tertentu.
Tolak ukur yang disarankan dalam buku ini sebagai ukuran keberhasilan tugas adalah:
a)      Ketepatan waktu penyerahan tugas.
b)      Bentuk fisik pekerjaan tugas yang menandakan keseriusan mahasiswa dalam mengenakan tugas.
c)      Sistematika yang menunjukan alur keruntutan pikiran.
d)     Kelengkapan isi menyangkut ketuntasan penyelesaian dan kepadatan isi.
e)      Mutu hasil tugas, yaitu kesesuaian hasil dengan garis-garis yang sudah ditentukan oleh dosen.
Dalam mempertimbangkan nilai akhir perlu dipikirkan peranan masing-masing aspek criteria tersebut, misalnya demikian:
A1 : ketepatan waktu, diberi bobot 2
A2 : bentuk fisik, diberi bobot 1
A3 : Sistematika, diberi bobot 3
A4 : kelengkapan isi, diberi bobot 3
A5 : mutu hasil, diberi bobot 3
Maka nilai akhir untuk tugas tersebut diberikan dengan rumus:
             2 x A1 + 1 x A2 + 3 x A3 + 3 x A4 + 3 x A5
NAT =  —————————————————
                                                       12
NAT adalah Nilai Akhir Tugas.
Dalam mempertimbangkan nilai akhir perlu dipikirkan peranan masing-masing aspek criteria tersebut, misalnya demikian:
A1 : ketepatan waktu, diberi bobot 2
A2 : bentuk fisik, diberi bobot 1
A3 : Sistematika, diberi bobot 3
A4 : kelengkapan isi, diberi bobot 3
A5 : mutu hasil, diberi bobot 3
Maka nilai akhir untuk tugas tersebut diberikan dengan rumus:
              A1 +  A2 +  A3 +  A4 +  A5
NAT =  —————————————————
                                12
NAT =( 2+1+3+3+3)x10
                                12
                                                      
NAT adalah Nilai Akhir Tugas.
Cara Memberi Skor Skala Sikap
Untuk mengukur sikap dan minat belajar siswa, guru dapat menggunakan alat penilaian model skala, seperti sikap dan skala minat.
 Skala sikap dapat menggunakan lima skala, yaitu; Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Tahu (TT), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).
 Skala yang digunakan 5,4,3,2,1 (untuk pernyataan positif) dan 1,2,3,4,5 (untuk pernyataan negative).
 Begitupun dengan skala minat, guru dapat menggunakan lima skala, seperti Sangat Berminat (SB), Berminat (B), Sama Saja (SS), Kurang Berminat  (KB), dan Tidak Berminat (TB).
Cara Memberi Skor untuk Domain Psikomotor
Dalam domain psikomotor, pada umumnya yang diukur adalah penampilan atau kinerja.
Untuk mengukurnya, guru dapat menggunakan tes tindakan melalui simulasi, unjuk kerja atau tes identifikasi.
 Salah satu instrument yang dapat digunakan adalah skala penilaian yang terentang dari Sangat Baik (5), Baik (4), Cukup (3), Kurang Baik (2), sampai dengan Tidak Baik (1).

. PENDEKATAN PENILAIAN
Skor itu masih mentah karena diperoleh dari langsung dari koreksi. Untuk menjadi bermakna, ia masih harus diolah menjadi nilai akhir.
Nilai merupakan angka ubahan dari skor dengan menggunakan acuan tertentu, yakni acuan normal atau acuan standard. Dengan demikian dapat kita tarik kesimpulan bahwa penilaian merupakan kegiatan menilai sesuatu yang berdasarkan perolehan skor/angka.
Untuk mengubah skor mentah menjadi nilai akhir, adalah dengan membandingkannya dengan skor standard. Prinsip yang mendasarinya adalah bahwa kepandaian seseorang di dalam suatu tes, dapat dilihat dari perbandingan antara skor mentah (yang berhasil dicapai) dengan skor standard (yang mungkin dicapainya).
Nilai akhir yang dihitung dengan cara membandingkan antara skor mentah dengan skr standard ini sangat mudah menghitungnya, yakni dengan mencari rasio antara skor mentah dengan skor standar.
Disekolah menengah skematis skala itu digambarkan sebagai berikut:
1 = amat buruk  6 = cukup
2 = buruk             7 = lebih dari cukup
3 = amat kurang                8 = baik
4 = kurang           9 = amat baik
5 = tidak cukup  10 = istimewa
Skala penilaian di perguruan tinggi menggunakan huruf-huruf sebagai lambang, yaitu sebagai berikut:
A = baik sekali
B = baik (lebih dari cukup)
C = cukup (batas lulus)
D = kurang (tidak lulus)
E = sangat kurang (tidak lulus)
Ada dua macam standar yaitu standard mutlak dan standard relatif.
1.      Dengan standar mutlak
Apabila nantinya pengolahan dan penentuan nilai hasil tes uraian itu akan didasarkan pada standar mutlak (dimana penentuan nilai secara mutlak akan didasarkan pada prestasi individual), maka prosedur pemeriksaannya adalah sebagai berikut:
a)      Membaca setiap jawaban yang diberikan oleh testee untuk butir soal tes uraian dan membandingkannya dengan pedoman  jawaban betul yang sudah disiapkan.
b)      Atas dasar hasil pembandingan antara jawaban testee dengan pedoman jawaban betul yang telah disiapkan itu, tester lalu memberikan skor untuk setiap butir soal dan menuliskannya dibagian kiri dari jawaban testee tersebut.
c)      Menjumlah skor-skor yang telah diberikan kepada testee (yang nantinya akan dijadikan bahan dalam pengolahan dan penentuan nilai lebih lanjut).
Dari beberapa langkah diatas standar mutlak juga dapat dilakukan dengan 2 cara yang lebih singkat, yaitu:
a)      Pemberian skor terhadap siswa, didasarkan atas pencapaian siswa terhadap tujuan yang telah ditentukan.
b)      Nilai diperoleh dengan mencari skor rata-rata langsung dari skor asal (skor mentah
  Dengan standar relatif
Apabila nantinya pengolahan dan penentuan nilai akan didasarkan pada standar relative (dimana penentuan nilai akan didasarkan pada prestasi kelompok), maka prosedur pemeriksaannya adalah sebagai berikut:
a)      Memeriksa jawaban atas butir soal nomor 1 yang diberikan oleh seluruh testee, sehingga diperoleh gambaran secara umum mengenai keseluruhan jawaban yang ada. Setelah pemeriksaan terhadap seluruh jawaban itemnomor 1 dapat diselesaikan, maka tester akan menjadi tahu, testee manakah yang jawabannya termasuk lengkap, kurang lengkap, menyimpang, dan tidak memberikan jawaban sama sekali.
b)      Memberikan skor terhadap jawaban soal nomor 1 untuk seluruh testee; misalnya, untuk jawaban lengkap diberi skor 2, kurang lengkap diberikan skor 1, dan yang menyimpang atau tidak memberikan jawaban sama sekali diberikan skor 0.
c)      Setelah pemeriksaan atas jawaban butir soal nomor 1 dari seluruh testee dapat diselesaikan, lalu dilanjutkan dengan pemeriksaan terhadap jawaban butir soal nomor 2, dengan cara yang sama.
d)     Memberikan skor terhadap jawaban butir soal nomor 2 dari seluruh testee, dengan cara yang sama.
e)      Setelah jawaban atas seluruh butir soal yang diberikan oleh seluruh testee dapat diselesaikan, akhirnya dilakukanlah penjumlahan skor (yang nantinya akan dijadikan bahan dalam pengolahan dan penentuan nilai).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar