Mengolah
hasil evaluasi ( sem 5 Intensif)
Skor adalah hasil pekerjaan menskor yang diperoleh dengan
menjumlahkan angka-angka bagi setiap soal tes yang dijawab betul oleh siswa.
Menskor merupakan proses pemberian angka atau sering disebut
dengan pengukuran.
Pengukuran yang bersifat kuantitatif dapat dibedakan menjadi
tiga macam, yaitu:
(1) Pengukuran yang dilakukan bukan untuk menguji
sesuatu: misalnya, pengukuran yang dilakukan oleh penjahit pakaian mengenai
ukuran pakaian.
(2) Pengukuran yang dilakukan untuk menguji
sesuatu: misalnya, pengukuran yang dilakukan untuk menguji daya tahan perbaja
terhadap tekanan berat, pengukuran untuk menguji daya tahan nyala lampu pijar.
(3) pengukuran untuk menilai, yang dilakukan
dengan jalan menguji sesuatu; misalnya, mengukur kemajuan belajar peserta didik
dalam rangka mengisi nilai rapor yang dilakukan dengan menguji mereka dalam
bentuk tes hasil belajar. pengukuran jenis ketiga inilah yang biasa dikenal
dalam dunia pendidikan
(4) Nilai
merupakan angka ubahan dari skor dengan menggunakan acuan tertentu, yakni acuan
normal atau acuan standar.
(5) Penilaian berarti menilai sesuatu. Sedangkan
menilai itu mengandung arti: mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan
mendasarkan diri atau berpegang pada ukuran baik atau buruk, sehat atau sakit,
pandai atau bodoh dan sebagainya. Jadi penilaian itu bersifat kualitatif.
(6) Evaluasi
adalah mencakup dua kegiatan, yaitu mencakup pengukuran atau menskor dan
penilaian.
(7) Evaluasi adalah kegiatan atau proses menilai
sesuatu. Hal ini sesuai dengan pernyataan Edwind Wandt dan Gerald yang menyatakan bahwa Evaluasi merupakan
suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.
TEKNIK PEMBERIAN SKOR
Pemberian skor bukanlah kegiatan
yang mudah, seorang pendidik harus mengetahui teknik-teknuk menskor dan apa
saja yang perlu diperhatikan dalam kegiatan menskor.
Dalam hal pekerjaan menskor atau
menentukan angka, dapat digunakan 3 macam alat bantu yaitu:
1.
Pembantu menentukan jawaban yang benar, disebut kunci jawaban.
2. Pembantu
menyeleksi jawaban yang benar dan yang salah, disebut kunci skoring.
3.
Pembantu menentukan angka, disebut pedoman penilaian.
Kunci jawaban dan kunci pemberian
skor untuk tes bentuk betul-salah
Untuk tes bentuk betul-salah
(true-false) yang dimaksud dengan kunci jawaban adalah deretan jawaban yang
kita persiapkan untuk pertanyaan atau soal-soal yang kita susun, sedangkan
kunci skoring adalah alat yang kita gunakan untuk mempercepat pekerjaan
skoring.
Oleh karena dalam hal ini testee
(tercoba) hanya diminta melingkari huruf B atau S maka kunci jawaban yang
disediakan hanya berbentuk urutan nomor sareta huruf dimana kita menghendaki untuk
melingkari (atau dapat juga diberi tanda X)
Dalam menentukan angka (skor)
untuk tes bentuk B-S ini kita dapat menggunakan 2 cara yaitu:
a)
Tanpa hukuman atau tanpa denda.
b)
Dengan hukuman atau dengan denda.
Tanpa hukuman adalah apabila
banyaknya angka yang diperoleh siswa sebanyak jawaban yang cocok dengan kunci.
Sedangkan dengan hukuman di gunakan 2 2 macam rumus, tetapi hasilnya sama.
Kunci jawaban dan kunci pemberian
skor untuk tes bentuk pilihan ganda (multiple choice)
Dengan tes bentuk pilihan ganda,
testee diminta melingkari slah satu huruf
di depan pilihan jawaban yang disediakan atau membubuhkan tanda
lingkaran atau tanda silang pada tempat yang sesuai di lembar jawaban.
Dalam menentukan skor untuk tes
bentuk pilihan ganda, dikenal 2 macam cara pula yakni tanpa hukuman dan dengan
hukuman. Tanpa hukuman apabila banyaknya angka dihitung dari banyaknya jawaban
yang cocok dengan kunci jawaban.
Dengan hukuman menggunakan rumus:
S = Score
W = Wrong
N = Banyaknya pilihan jawaban (yang
pada umumnya di Indonesia 3, 4, atau 5)
Kunci jawaban dan kunci pemberian
skor untuk tes bentuk jawaban singkat (Short answer test)
Tes bentuk jawaban singkat adalah
bentuk tes yang menghendaki jawaban bentuk kata atau kalimat pendek. Jawaban untuk
tes tersebut tidak boleh berbentuk kalimat-kalimat panjang, tetapi harus
sesingkat mungkin dan mengandung satu pengertian. Dengan persyaratan inilah
maka bentuk tes ini dapat digolongkan ke dalam bentuk tes objektif.
Tes bentuk isian, dianggap setaraf
dengan tes jawaban singkat ini.
Cara pemberian skor untuk jenis
tes ini dengan memberikan skor 2 (dua) untuk setiap soal. Akan tetapi, bisa
juga skornya kita samakan dengan bentuk tes betul-salah atau pilihan ganda jika
memang jawabannya ringan atau mudah. Tetapi sebaliknya apabila jawabannya
bervariasi misalnya lengkap sekali, lengkap dan kurang lengkap maka dapat
diberi skor yang bervariasi pula misalnya 2; 1,5; dan 1.
Kunci jawaban dan kunci pemberian
skor untuk tes bentuk menjodohkan (matching)
Pada dasarnya tes bentuk
menjodohkan adalah tes bentuk pilihan ganda, dimana jawaban-jawaban dijadikan
satu, demikian pula pertanyaan-pertanyaanya. Dengan demikian, maka pilihan
jawabannya akan lebih banyak. Satu kesulitan lagi adalah bahwa jawaban yang dipilih
dibuat sedemikian rupa sehingga jawaban yang satu tidak diperlukan bagi
pertanyaan lain.
Bentuk menjodohkan adalah tes
bentuk pilihan ganda yang lebih kompleks. Maka skor/angka yang diberikan sebgai
imbalan juga harus lebih banyak. Dapat ditentukan bahwa angka untuk tiap nomor
adalah 2 (dua).
Kunci jawaban dan kunci pemberian
skor untuk tes bentuk uraian (essay test)
Dalam tes bentuk uraian setiap
jawaban yang diberikan oleh siswa tentu berbeda-beda. Maka cara meberikan
angka/skor menggunkan cara pemberian angka yang relative.
Misalnya untuk suatu nomor soal jawaban yang
paling lengkap hanya mengandung 3 unsur, padahal kita menghendaki 5 unsur, maka
kepada jawaban yang paling lengkap itulah kita berikan angka 5, sedangkan untuk
yang menjawab hanya 2 atau 1 unsur, kita ber angka lebih sedikit, yaitu
misalnya 3,5; 2; 1,5; dan seterusnya.
Kunci jawaban dan kunci pemberian
skr untuk tugas
Kunci jawaban untuk memeriksa
tugas merupakan pokok-pokok yang harus termuat di dalam pekerjaan siswa. Hal
ini menyangkut criteria tentang isi tugas. Namun sebagai kelengkapan dalam
pemberian skor, digunakan suatu tolak ukur tertentu.
Tolak ukur yang disarankan dalam
buku ini sebagai ukuran keberhasilan tugas adalah:
a)
Ketepatan waktu penyerahan tugas.
b)
Bentuk fisik pekerjaan tugas yang menandakan keseriusan mahasiswa dalam
mengenakan tugas.
c)
Sistematika yang menunjukan alur keruntutan pikiran.
d)
Kelengkapan isi menyangkut ketuntasan penyelesaian dan kepadatan isi.
e)
Mutu hasil tugas, yaitu kesesuaian hasil dengan garis-garis yang sudah
ditentukan oleh dosen.
Dalam mempertimbangkan nilai
akhir perlu dipikirkan peranan masing-masing aspek criteria tersebut, misalnya
demikian:
A1 : ketepatan waktu,
diberi bobot 2
A2 : bentuk fisik,
diberi bobot 1
A3 : Sistematika,
diberi bobot 3
A4 : kelengkapan isi,
diberi bobot 3
A5 : mutu hasil,
diberi bobot 3
Maka nilai akhir untuk tugas
tersebut diberikan dengan rumus:
2 x A1 + 1 x A2
+ 3 x A3 + 3 x A4 + 3 x A5
NAT = —————————————————
12
NAT = —————————————————
12
NAT adalah Nilai Akhir Tugas.
Dalam mempertimbangkan nilai
akhir perlu dipikirkan peranan masing-masing aspek criteria tersebut, misalnya
demikian:
A1 : ketepatan waktu,
diberi bobot 2
A2 : bentuk fisik,
diberi bobot 1
A3 : Sistematika,
diberi bobot 3
A4 : kelengkapan isi,
diberi bobot 3
A5 : mutu hasil,
diberi bobot 3
Maka nilai akhir untuk tugas
tersebut diberikan dengan rumus:
A1 + A2 + A3 + A4 + A5
NAT = —————————————————
NAT = —————————————————
12
NAT =( 2+1+3+3+3)x10
12
NAT adalah Nilai Akhir Tugas.
Cara Memberi Skor Skala Sikap
Untuk mengukur sikap dan minat
belajar siswa, guru dapat menggunakan alat penilaian model skala, seperti sikap
dan skala minat.
Skala sikap dapat menggunakan lima skala,
yaitu; Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Tahu (TT), Tidak Setuju (TS), dan
Sangat Tidak Setuju (STS).
Skala yang digunakan 5,4,3,2,1 (untuk
pernyataan positif) dan 1,2,3,4,5 (untuk pernyataan negative).
Begitupun dengan skala minat, guru dapat
menggunakan lima skala, seperti Sangat Berminat (SB), Berminat (B), Sama Saja
(SS), Kurang Berminat (KB), dan Tidak Berminat (TB).
Cara Memberi Skor untuk Domain
Psikomotor
Dalam domain psikomotor, pada
umumnya yang diukur adalah penampilan atau kinerja.
Untuk mengukurnya, guru dapat
menggunakan tes tindakan melalui simulasi, unjuk kerja atau tes identifikasi.
Salah satu instrument yang dapat digunakan
adalah skala penilaian yang terentang dari Sangat Baik (5), Baik (4), Cukup
(3), Kurang Baik (2), sampai dengan Tidak Baik (1).
. PENDEKATAN PENILAIAN
Skor itu masih mentah karena
diperoleh dari langsung dari koreksi. Untuk menjadi bermakna, ia masih harus
diolah menjadi nilai akhir.
Nilai merupakan angka ubahan dari
skor dengan menggunakan acuan tertentu, yakni acuan normal atau acuan standard.
Dengan demikian dapat kita tarik kesimpulan bahwa penilaian merupakan kegiatan
menilai sesuatu yang berdasarkan perolehan skor/angka.
Untuk mengubah skor mentah
menjadi nilai akhir, adalah dengan membandingkannya dengan skor standard.
Prinsip yang mendasarinya adalah bahwa kepandaian seseorang di dalam suatu tes,
dapat dilihat dari perbandingan antara skor mentah (yang berhasil dicapai)
dengan skor standard (yang mungkin dicapainya).
Nilai akhir yang dihitung dengan
cara membandingkan antara skor mentah dengan skr standard ini sangat mudah
menghitungnya, yakni dengan mencari rasio antara skor mentah dengan skor
standar.
Disekolah menengah skematis skala
itu digambarkan sebagai berikut:
1 = amat buruk 6 = cukup
2 = buruk 7 = lebih dari cukup
3 = amat kurang 8 = baik
4 = kurang 9 = amat baik
5 = tidak cukup 10 = istimewa
Skala penilaian di perguruan
tinggi menggunakan huruf-huruf sebagai lambang, yaitu sebagai berikut:
A = baik sekali
B = baik (lebih dari cukup)
C = cukup (batas lulus)
D = kurang (tidak lulus)
E = sangat kurang (tidak lulus)
Ada dua macam standar yaitu
standard mutlak dan standard relatif.
1.
Dengan standar mutlak
Apabila nantinya pengolahan dan
penentuan nilai hasil tes uraian itu akan didasarkan pada standar mutlak
(dimana penentuan nilai secara mutlak akan didasarkan pada prestasi
individual), maka prosedur pemeriksaannya adalah sebagai berikut:
a)
Membaca setiap jawaban yang diberikan oleh testee untuk butir soal tes uraian
dan membandingkannya dengan pedoman
jawaban betul yang sudah disiapkan.
b)
Atas dasar hasil pembandingan antara jawaban testee dengan pedoman jawaban
betul yang telah disiapkan itu, tester lalu memberikan skor untuk setiap butir
soal dan menuliskannya dibagian kiri dari jawaban testee tersebut.
c)
Menjumlah skor-skor yang telah diberikan kepada testee (yang nantinya akan
dijadikan bahan dalam pengolahan dan penentuan nilai lebih lanjut).
Dari beberapa langkah diatas
standar mutlak juga dapat dilakukan dengan 2 cara yang lebih singkat, yaitu:
a)
Pemberian skor terhadap siswa, didasarkan atas pencapaian siswa terhadap tujuan
yang telah ditentukan.
b)
Nilai diperoleh dengan mencari skor rata-rata langsung dari skor asal (skor
mentah
Dengan standar relatif
Apabila nantinya pengolahan dan
penentuan nilai akan didasarkan pada standar relative (dimana penentuan nilai
akan didasarkan pada prestasi kelompok), maka prosedur pemeriksaannya adalah
sebagai berikut:
a)
Memeriksa jawaban atas butir soal nomor 1 yang diberikan oleh seluruh testee,
sehingga diperoleh gambaran secara umum mengenai keseluruhan jawaban yang ada.
Setelah pemeriksaan terhadap seluruh jawaban itemnomor 1 dapat diselesaikan,
maka tester akan menjadi tahu, testee manakah yang jawabannya termasuk lengkap,
kurang lengkap, menyimpang, dan tidak memberikan jawaban sama sekali.
b)
Memberikan skor terhadap jawaban soal nomor 1 untuk seluruh testee; misalnya,
untuk jawaban lengkap diberi skor 2, kurang lengkap diberikan skor 1, dan yang
menyimpang atau tidak memberikan jawaban sama sekali diberikan skor 0.
c)
Setelah pemeriksaan atas jawaban butir soal nomor 1 dari seluruh testee dapat
diselesaikan, lalu dilanjutkan dengan pemeriksaan terhadap jawaban butir soal
nomor 2, dengan cara yang sama.
d)
Memberikan skor terhadap jawaban butir soal nomor 2 dari seluruh testee, dengan
cara yang sama.
e)
Setelah jawaban atas seluruh butir soal yang diberikan oleh seluruh testee
dapat diselesaikan, akhirnya dilakukanlah penjumlahan skor (yang nantinya akan
dijadikan bahan dalam pengolahan dan penentuan nilai).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar