Senin, Februari 18

Tahapan Perkembangan ( sem 5 Reguler)



Tahapan Perkembangan
Tahapan Perkembangan Anak menurut Ahli Psikoanalisa Sigmund Freud
Sejak bayi hingga remaja, anak mengalami tahapan-tahapan perkembangan tertentu. Tahapan-tahapan ini dapat dilihat dari berbagai faktor maupun bidang ilmu.
Sigmund Freud, misalnya, membagi tahapan perkembangan anak berdasarkan kematangan fisiolokgis dari bagian tubuh tertentu. Freud yang merupakan seorang ahli psikoanalisa, menyebut tahapan-tahapan ini dengan istilah Fase Oedipal
Ada lima tahapan perkembangan yang dapat diamati dalam Fase Oedipal ini:
Fase Oral (0 sampai sekitar 1,5 tahun)
Pada fase ini daerah mulut merupakan pusat kepuasan yang diperoleh melalui berbagai kegiatan. Misalnya kegiatan mengisap atau menggigit yang dilakukan bayi. Melalui mulut, bayi melakukan kontak pertama dengan lingkungan.
Jadi, biarkan saja bila bayi memasukkan jari-jari atau mainannya ke mulut, Moms. Melalui kegiatan ini, ia tengah belajar banyak dan terus berkembang.
Anda juga tidak perlu memakaikan bayi sarung tangan yang justru akan menghalangi kebebasannya melakukan eksplorasi selama fase ini. Pastikan saja tangannya bersih dan Anda sudah menggunting kukunya sehingga tidak ada sudut yang tajam.
2. Fase Anal (1,5 sampai 3 atau 3,5 tahun)
Pusat kepuasan pada fase ini terletak pada daerah anus atau dubur. Anak mendapat kepuasan dengan cara menahan atau membuang kotoran menurut kemauannya sendiri. Melalui kegiatan ini, anak belajar tentang adanya kebebasan untuk menentukan sendiri kemauannya.
Karena itu, tahap ini merupakan saat yang tepat untuk Anda mengajarkan disiplin kepada anak agar ia tidak keliru mengartikan kebebasan.
3. Fase Phallic (3 sampai 5 tahun)
Pada fase ini, anak mulai menaruh perhatian kepada alat kelaminnya dan mulai menangkap perbedaan antara alat kelamin perempuan dan laki-laki. Anak mulai tertarik pada orang tua yang berlainan jenis kelamin dengan dirinya. Selain itu, anak mungkin akan menjadi senang memainkan kelaminnya.
Misalnya jelaskan pada anak cara membersihkan alat kelaminnya setelah buang air kecil dan ajarkan untuk tidak menggaruk alat kelaminnya agar tidak lecet dan luka maupun memasukkan benda apapun ke dalam alat kelaminnya.
Ajarkan juga anak untuk selalu menutup bagian kelaminnya dengan pakaian yang sopan dan beritahu anak nama sebenarnya untuk alat kelaminnya.
Kenalkan perbedaan diri anak dengan jenis kelamin lain sehubungan dengan identitas gender, bukan perbedaan peran gender.
4. Fase Laten (5 sampai 10 tahun)
Fase ini sering disebut sebagai 'masa tenang' karena anak tidak terlalu menaruh perhatian pada diri dan bagian tubuhnya. Karena anak mulai masuk sekolah, perhatian anak umumnya akan tercurah pada kegiatan belajar.
Selain itu, anak juga sedang sibuk belajar bersosialisasi, termasuk belajar membedakan benar dan salah hingga konsep hukuman dan pujian
5. Fase Genital (10 tahun sampai masa remaja)
Pada fase ini, terjadi kematangan alat seksual primer (organ reproduksi) dan alat seksual sekunder (payudara, bulu dada, kumis dan lain-lain). Hal ini menyebabkan meningkatnya dorongan seksual yang ditampilkan lewat ketertarikan terhadap lawan jenis.
Adapun makna perkembangan kepribadian menurut Freud adalah “Belajar tentang cara-cara baru untuk mereduksi ketegangan (tension reduction) dan memperoleh kepuasan”. Ketegangan itu terjadi bersumber kepada empat aspek yaitu:
1.    Pertumbuhan fisik. Seperti peristiwa menstruasi dan mimpi pertama dapat menimbulkan aspek psikologis dan juga ada tuntutan baru dari lingkungan (seperti dalam berpakaian dan bertingkah laku).
2.    Frustrasi. Orang yang tidak pernah frustasi tidak akan berkembang. Jika anak dimanja (over protection) tidak akan berkembang rasa tanggung jawab dan kemandiriannya.
3.    Konflik. Ini terjadi antara id, ego dan superego. Apabila individu dapat mengatasi setiap konflik yang terjadi di antara ketiga komponen kepribadian tersebut, maka dia akan mengalami perkembangan yang sehat.
4.    Ancaman. Lingkungan, di samping dapat memberikan kepuasan kepada kebutuhan atau dorongan instink individu, juga merupakan sumber ancaman baginya yang dapat menimbulkan ketegangan. Apabila individu dapat mengatasi ancaman yang dihadapinya, makan dia akan mengalami perkembangan yang diharapkan.
Faktor lain yang mempengaruhi perkembangan kepribadian menurut Freud adalah kematangan. Kematangan menurutnya adalah pengaruh asli dari dalam diri. Sedangkan ketegangan dapat timbul karena empat aspek di atas dan upaya mengatasi ketegangan ini dilakukan individu dengan identifikasi, sublimasi dan mekanisme pertahanan ego
Perkembangan kepribadian berlangsung melalui tahapan-tahapan perkembangan psikoseksual yaitu tahapan periode perkembangan seksual yang sangat mempengaruhi kepribadian masa dewasa. Freud berpendapat bahwa perkembangan kepribadian manusia sebagian besar ditentukan oleh perkembangan seksualitasnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar