Senin, Februari 18

Teori Kepribadian Islam ( sem 5 Reguler)



Teori Kepribadian Islam
Psikologi secara etimologi mengandung arti ilmu tentang jiwa.
 Dalam Islam kata jiwa di samakan dengan “an-Nafsu” namun ada juga yang menyamakan dengan istilah “ar-Ruh” seperti psikolog Zuardin Azzainu.
Tetapi istilah ini lebih populer dari istilah ar-Ruh, karena “Psikologi” dalam bahasa Arab lebih populer diterjemahkan dengan ilmu ”an-Nafsu” daripada ilmu ar-Ruh
Sukanto Mulyo Martono lebih khusus menyebutnya dengan istilah Nafsiologi.
Penggunaan isilah tersebut di sebabkan karna obyek kajian psikologi adalah an-Nafsu sebagai aspek psikofisik dari manusia.
Perlu dipahami bahwa istilah an-Nafsu berbeda dengan term soul dan psyche dalam psikolgi kontemporer barat.
an-Nafsu adalah gabungan antara substansi jasmani dan rohani, sedangkan soul dan psychi hanya berkaitan dengan aspek psikis manusia (Abdul Mujib dan Yusuf Muzakkir: 2001;4).
Definisi psikologi Islam menurut para psikolog muslim:
Psikologi Islam adalah ilmu yang berbicara tentang manusia, terutama masalah kepribadian manusia, yang bersifat filsafat, teori, metodologi dan pendekatan problem dengan didasari sumber-sumber formal Islam (Al-Qur’an dan Al-hadits) dan akal, indra dan intuisi (Jamaluddin Ancok, 1994;144).
Psikologi Islam sebenarnya merupakan pandangan Islam tentang “manusia” yang tidak harus dikait-kaitkan dengan pandangan psiklogi barat. Dasar pendidikan psikologi barat adalah spekulatif philoshopis tentang manusia, sedangkan psikologi Islam didasarkan atas sumber otentik yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah. (Jamaluddin Ancok dan Fuad Nasori: 1995;139).
Dalam khazanah islam terdapat istilah-istilah yang dapat dijadikan sebagai ruang lingkup psikologi kepribadian islam, yaitu:
a.       Al-Fitrah (citra asli)
Fitrah merupakan citra asli manusia, yang berpotensi baik atau buruk di mana aktualisasinya tergantung pilihanya. Fitrah adalah citra asli yang dinamis, yang terdapat pada sistem-sistem psikofisik manusia, dan dapat diaktualisasikan dalam bentuk tingkah laku.
b.      Al-Hayah (vitality)
Hayah adalah daya, tenaga energy atau vitalitas hidup manusia yang karenanaya manusia dapat bertahan hidup. Al-Hayah ada dua macam yaitu: (1) jasmani yang intinya berupa nyawa atau energy fisik dan (2) ruhani yang intinya berupa amanat dari tuhan.
c. Al-Khuluq (karakter)
Khuluq/akhlak adalah kondisi batiniah (dalam) bukan kondisi lahiriyah (luar) individu yang mencangkup al-thab’u dan al-sajiyah. Dalam terminology psikologi, karakter adalah watak, perangkai sifat dasar yang khas, satu sifat atau kualitas yang tetap terus menerus dean kekal yang dapat dijadikan ciri untuk mengidentifikasikan seseorang tersebut.
d.      Al-Thab’u (tabiat)
Tabiat yaitu citra batin individu yang menetap (al-sukun). Citra ini terdapat pada konstitusi (al-jibillah) individu yang dicuiptakan  oleh Allah SWT sejak lahir. Menurut ikhwan al-shafa, tabiat adalah daya dari daya nafs kulliyah yang menggerakan jasad manusia.
e.       Al-Sajiyah ( bakat)
Sajiyah adalah kebiasaan (adah) individu yang berasal dari hasil integrasi antara karakter individu (fariyyah) dengan aktivitas-aktivitas yang diusahakan (al-muktasab). Dalam terminology psikologi, sajiyah diterjemahkan dengan bakat (aptitude), yaitu kapasitas kemampuan yang bersifat potensial.
f.       Al-Sifat (sifat-sifat)
Sifat yaitu satu ciri khas individu yang relative menetap, secara terus menerus dan konsekuen yang diungkapakan dalam satu deretan menjadi keadaan. Sifat-sifat totalitas dalam diri individu dikategorikan menjadi tiga bagian, yaitu diferensiasi, regulasi, dan integrasi.
g.      Al-amal (perilaku)
Amal yaitu tingkah laku lahiriah individu yang tergambar dalam bentuk perbuatan nyata. Pada tingkat amal ini kepribadian individu yang dapat diketahui, sekalipun kepribadian yang dimaksud mencabngkup lahir dan batin.
Clerence W.Brown dan Edwin E.Ghiselli yang kemudian dikutip dan dikembangkan oleh Hanna Djumhana Bastaman mengemukakan lima fungsi psikologi islam (termasuk psikologi kepribadian islam), yaitu:
1.      Fungsi pemahaman (understanding), memahami kepribadian apa adanya dan bagaimana seharusnya. Memberikan penjelasan yang benar, masuk akal dan ilmiah-qurani mengenai tingkah laku manusia.
2.      Fungsi pengendalian (control), memberi arah yang efektif dan efesien untuk berbagai tingkah laku manusia, serta memanfaatkan temuan-temuan ilmiah-qurani secara benar untuk meningkatkan kesejahteraan manusia.
3.      Fungsi pemahaman (prediction), memberi gambaran mengenai kondisi tingkah laku manusia di masa mendatang (termasuk kehidupan setelah mati dan di akhirat kelak) serta memperkirakan hal-hal yang akan terjadi pada periode waktu tertentu.
4. Fungsi pengembangan (development), memperluas dan mendalami ruang lingkup psikologi kepribadian islam, menyusun teori-teori baru, menyempurnakan metodologi dan menciptakan berbagai teknik dan pendekatan psikologis.
5.      Fungsi pendidikan (education), meningkatkan kualitas perilaku manusia, menunjukan tingkah laku yang benar dan baik, dan memberi arahan bagaimana mengubah tingkah laku yang salah menjadi benar, sehingga membentuk kepribadian yang sempurna (kamil).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar