Teori
Kepribadian Islam
Psikologi secara
etimologi mengandung arti ilmu tentang jiwa.
Dalam Islam kata jiwa di samakan dengan
“an-Nafsu” namun ada juga yang menyamakan dengan istilah “ar-Ruh” seperti
psikolog Zuardin Azzainu.
Tetapi istilah ini
lebih populer dari istilah ar-Ruh, karena “Psikologi” dalam bahasa Arab lebih
populer diterjemahkan dengan ilmu ”an-Nafsu” daripada ilmu ar-Ruh
Sukanto Mulyo
Martono lebih khusus menyebutnya dengan istilah Nafsiologi.
Penggunaan isilah
tersebut di sebabkan karna obyek kajian psikologi adalah an-Nafsu sebagai aspek
psikofisik dari manusia.
Perlu dipahami bahwa
istilah an-Nafsu berbeda dengan term soul dan psyche dalam psikolgi kontemporer
barat.
an-Nafsu adalah
gabungan antara substansi jasmani dan rohani, sedangkan soul dan psychi hanya
berkaitan dengan aspek psikis manusia (Abdul Mujib dan Yusuf Muzakkir: 2001;4).
Definisi psikologi
Islam menurut para psikolog muslim:
Psikologi Islam
adalah ilmu yang berbicara tentang manusia, terutama masalah kepribadian manusia,
yang bersifat filsafat, teori, metodologi dan pendekatan problem dengan
didasari sumber-sumber formal Islam (Al-Qur’an dan Al-hadits) dan akal, indra
dan intuisi (Jamaluddin Ancok, 1994;144).
Psikologi Islam
sebenarnya merupakan pandangan Islam tentang “manusia” yang tidak harus
dikait-kaitkan dengan pandangan psiklogi barat. Dasar pendidikan psikologi
barat adalah spekulatif philoshopis tentang manusia, sedangkan psikologi Islam
didasarkan atas sumber otentik yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah. (Jamaluddin Ancok
dan Fuad Nasori: 1995;139).
Dalam khazanah islam
terdapat istilah-istilah yang dapat dijadikan sebagai ruang lingkup psikologi
kepribadian islam, yaitu:
a.
Al-Fitrah (citra asli)
Fitrah merupakan
citra asli manusia, yang berpotensi baik atau buruk di mana aktualisasinya
tergantung pilihanya. Fitrah adalah citra asli yang dinamis, yang terdapat pada
sistem-sistem psikofisik manusia, dan dapat diaktualisasikan dalam bentuk
tingkah laku.
b.
Al-Hayah (vitality)
Hayah adalah daya,
tenaga energy atau vitalitas hidup manusia yang karenanaya manusia dapat
bertahan hidup. Al-Hayah ada dua macam yaitu: (1) jasmani yang intinya berupa
nyawa atau energy fisik dan (2) ruhani yang intinya berupa amanat dari tuhan.
c. Al-Khuluq
(karakter)
Khuluq/akhlak adalah
kondisi batiniah (dalam) bukan kondisi lahiriyah (luar) individu yang
mencangkup al-thab’u dan al-sajiyah. Dalam terminology psikologi, karakter
adalah watak, perangkai sifat dasar yang khas, satu sifat atau kualitas yang
tetap terus menerus dean kekal yang dapat dijadikan ciri untuk
mengidentifikasikan seseorang tersebut.
d.
Al-Thab’u (tabiat)
Tabiat yaitu citra
batin individu yang menetap (al-sukun). Citra ini terdapat pada konstitusi
(al-jibillah) individu yang dicuiptakan
oleh Allah SWT sejak lahir. Menurut ikhwan al-shafa, tabiat adalah daya
dari daya nafs kulliyah yang menggerakan jasad manusia.
e.
Al-Sajiyah ( bakat)
Sajiyah adalah
kebiasaan (adah) individu yang berasal dari hasil integrasi antara karakter
individu (fariyyah) dengan aktivitas-aktivitas yang diusahakan (al-muktasab).
Dalam terminology psikologi, sajiyah diterjemahkan dengan bakat (aptitude),
yaitu kapasitas kemampuan yang bersifat potensial.
f.
Al-Sifat (sifat-sifat)
Sifat yaitu satu
ciri khas individu yang relative menetap, secara terus menerus dan konsekuen
yang diungkapakan dalam satu deretan menjadi keadaan. Sifat-sifat totalitas
dalam diri individu dikategorikan menjadi tiga bagian, yaitu diferensiasi,
regulasi, dan integrasi.
g.
Al-amal (perilaku)
Amal yaitu tingkah
laku lahiriah individu yang tergambar dalam bentuk perbuatan nyata. Pada
tingkat amal ini kepribadian individu yang dapat diketahui, sekalipun
kepribadian yang dimaksud mencabngkup lahir dan batin.
Clerence W.Brown dan
Edwin E.Ghiselli yang kemudian dikutip dan dikembangkan oleh Hanna Djumhana
Bastaman mengemukakan lima fungsi psikologi islam (termasuk psikologi
kepribadian islam), yaitu:
1.
Fungsi pemahaman (understanding), memahami kepribadian apa adanya dan bagaimana
seharusnya. Memberikan penjelasan yang benar, masuk akal dan ilmiah-qurani
mengenai tingkah laku manusia.
2.
Fungsi pengendalian (control), memberi arah yang efektif dan efesien untuk
berbagai tingkah laku manusia, serta memanfaatkan temuan-temuan ilmiah-qurani
secara benar untuk meningkatkan kesejahteraan manusia.
3.
Fungsi pemahaman (prediction), memberi gambaran mengenai kondisi tingkah laku
manusia di masa mendatang (termasuk kehidupan setelah mati dan di akhirat
kelak) serta memperkirakan hal-hal yang akan terjadi pada periode waktu
tertentu.
4. Fungsi
pengembangan (development), memperluas dan mendalami ruang lingkup psikologi
kepribadian islam, menyusun teori-teori baru, menyempurnakan metodologi dan
menciptakan berbagai teknik dan pendekatan psikologis.
5.
Fungsi pendidikan (education), meningkatkan kualitas perilaku manusia,
menunjukan tingkah laku yang benar dan baik, dan memberi arahan bagaimana
mengubah tingkah laku yang salah menjadi benar, sehingga membentuk kepribadian
yang sempurna (kamil).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar