VALIDITAS
DAN REABILITAS EVALUASI
Pengertian Validatas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketetapan dan kecermatan suatu instrumen pengukuran dalam melaksanakan fungsi ukurnya.
Suatu alat evaluasi (tes) dikatakan mempunyai validitas yang tinggi (disebut valid) jika alat evaluasi atau tes itu dapat mengukur apa yang sebenarnya akan diukur atau memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat sesuai dengan maksud dikenakannya tes tersebut.
Sedangkan suatu tes yang menghasilkan data yang tidak
relevan dengan tujuan diadakannya pengukuran dikatakan sebagai tes yang
memiliki validitas yang rendah.
Validitas berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap
konsep yang diukur, sehingga betul betul mengukur apa yang seharusnya diukur.
Contoh, ingin mengukur kemampuan siswa dalam matematika.
Kemudian diberikan soal dengan kalimat yang panjang dan yang berbelit belit
sehingga sukar ditangkap maknanya. Akhimya siswa tidak dapat menjawab, akibat
tidak memahami pertanyaannya.
Contoh lain, peneliti ingin mengukur kemampuan berbicara,
tapi ditanya mengenai tata bahasa atau kesusastraan seperti puisi atau sajak.
Pengukur tersebut tidak tepat (valid).
Validitas tidak berlaku universal sebab bergantung pada
situasi dan tujuan penelitian. Instrumen yang telah valid untuk suatu tujuan
tertentu belum otomatis akan valid untuk tujuan yang lain.
Dalam menggunakan validitas suatu tes, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan, yaitu;
q Mengacu
pada materi yang hendak diujikan.
q Mengacu
pada hasil dari suatu tes atau instrument evaluasi yang dikenakan pada
sekelompok individu.
q Berkaitan
dengan derajat dengan istilah validasi tinggi, sedang, rendah.
q Mengacu
pada penggunaan hasil evaluasi.
Validitas suatu instrumen evaluasi mempunyai beberapa makna penting diantaranya adalah
• Validitas
berhubungan dengan ketepatan interpretasi hasil tes atau instrumen evaluasi
untuk grup individual
Validitas diartikan sebagai derajat yang menunjukkan
kategori yang bisa mencakup kategori
rendah, menengah, dan tinggi.
Macam-Macam Validitas
Secara garis besar ada dua macam validitas, yaitu validitas logis dan validitas empiris.
Validitas Logis
Istilah “validitas logis” mengandung kata “logis” berasal dari kata “logika” atau validitas logis sering juga disebut sebagai analisis kualitatif yaitu berupa penalaran atau penelaahan.
Validitas logis untuk sebuah instrumen yang memenuhi
persyaratan valid berdasarkan hasil penalaran.
Kondisi valid tersebut dipandang terpenuhi karena instrumen
yang bersangkutan sudah dirancang secara baik, mengikuti teori dan ketentuan
yang ada.
Misalnya membuat sebuah karangan, jika penulisan sudah
mengikuti aturan mengarang, tentu secara logis karangannya sudah baik.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka instrumen yang sudah disusun berdasarkan
teori penyusunan instrumen, secara logis sudah valid.
Validitas logis dapat dicapai apabila instrumen disusun
mengikuti ketentuan yang ada. Dapat
disimpulkan bahwa validitas logis tidak perlu diuji kondisinya tetapi langsung
diperoleh sesudah instrumen tersebut selesai disusun.
Validitas Empiris
Istilah “validitas empiris” memuat kata “empiris” yang artinya “pengalaman”.
Sebuah instrumen dapat dikatakan memiliki validitas empiris
apabila sudah diuji dari pengalaman.
Analisis soal secara kuantitatif menekankan pada analisis
karakteristik internal tes melalui data yang diperoleh secara empiris.
Karakteristik internal secara kuantitatif dimaksudkan
meliputi parameter soal tingkat kesukaran, daya pembeda dan reliabilitas.
Khusus soal-soal pilihan ganda, dua tambahan parameter yaitu
dilihat dari peluang untuk menebak atau menjawab soal benar dan berfungsi
tidaknya pilihan jawaban, yaitu penyebaran semua alternative jawaban dari
subyek-subyek yang dites.
Salah satu tujuan
dilakukannya analisis adalah untuk meningkatkan kualitas soal, yaitu apakah
suatu soal dapat diterima karena telah didukung oleh data statistik yang
memadai, diperbaiki karena terbukti terdapat beberapa kelemahan atau bahkan
tidak digunakan sama sekali karena terbukti secara empiris tidak berfungsi sama
sekali.
Cara Mengetahui Validitas alat ukur
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kreterium, dalam arti memiliki kesajajaran antara hasil tes tersebut dengan kreterium. Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson. Salah satunya korelasi dengan product moment
Reabilitas
Pengertian Reabilitas
Reliabel berarti dapat dipercaya. Reliabilitasberarti dapat dipercaya sesuatu. Tes yang yang reliable bararti tes itu dapat dipercaya. Reliabilitas alat ukur adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam mengukur apa yang diukurnya.
Artinya, kapan pun alat ukur tersebut digunakan akan
memberikan hasil ukur yang sama.
Contoh paling nyata adalah timbangan atau meteran. Hal yang sama terjadi untuk alat ukur suatu gejala, tingkah laku, ciri atau sifat individu dan lain lain. Misalnya alat ukur prestasi belajar seperti tes hasil belajar, alat ukur sikap, kuesioner dan lain lain, hendaknya meneliti sifat ke¬ajegan tersebut. Misalnya seorang akan menimbang berat badannya. Pada waktu ia naik timbangan, jarum menunjukan angka 52. Berarti berat badan orang tersebut itu 52 kg
Contoh paling nyata adalah timbangan atau meteran. Hal yang sama terjadi untuk alat ukur suatu gejala, tingkah laku, ciri atau sifat individu dan lain lain. Misalnya alat ukur prestasi belajar seperti tes hasil belajar, alat ukur sikap, kuesioner dan lain lain, hendaknya meneliti sifat ke¬ajegan tersebut. Misalnya seorang akan menimbang berat badannya. Pada waktu ia naik timbangan, jarum menunjukan angka 52. Berarti berat badan orang tersebut itu 52 kg
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Reliabilitas
Koefisien reliabilitas dapat di pengaruhi di antaranya oleh waktu penyelenggaraan tes-retes. Interval penyelenggaraan yang terlalu dekat atau terlalu jauh, akan mempengaruhi koefisien reliabilitas.
Faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi reliabilitas
instrument evaluasi diantaranya sebagai beriku;
Panjang tes
Semakin panjang suatu tes evaluasi, semakin banyak jumlah
item materi pembelajaran diukur.
Ini menunjukkan dua
kemungkinan, yaitu a) tes semakin mendekati kebenaran, dan b) dalam mengikuti
tes, semakin kecil siswa menebak. Berarti akan semakin tinggi nilai koefisien
reliabilitas.
Penyebaran skor
Koefisien reliabilitas secara langsung dipengaruhi oleh
bentuk sebaran skor dalam kelompok siswa yang diukur. semakin tinggi sebaran,
semakin tinggi estimasi koefisien reliabilitas. Hal ini terjadi karena posisi
skor siswa secara individual mempunyai kedudukan sama pada tes-retes lain,
sebagai acuan.
Kesulitan tes
Tes normative yang terlalu mudah atau terlalu sulit untuk
siswa, cenderung menghasilkan skor reliabilitas rendah. Fenomena tersebut, akan
menghasilkan sebaran skor yang cenderung terbatas pada salah satu sisi.
Objektivitas
Objektif yaitu derajat dimana siswa dengan kompetensi sama,
mencapai hasil sama. Ketika prosedur tes evaluasi memiliki obejektivitas
tinggi, maka reliabilitas hasil tes tidak dipengaruhi oleh prosedur teknik
penskoran
Pengujian Reabilitas Instrumen
Metode pengujian Reabilitas instrument ini dapata dilakukan dengan berbagai cara, antara lain: belah dua (split half), Spearman Brown, Kuder Richardson-20 (KR-20), KR-21, Cronbach’s Alpha dan lain sebagainya.