Dinamika kepribadian
(Untuk Semester 5 Reguler)
Faktor-faktor penentu dalam dinamika kepribadian menurut
Sigmund Freud:
• Insting
Perwujudan psikologik dari kebutuhan tubuh yang menuntut
kepuasan adalah pengertian dari insting.
Secara kuantitatif insting merupakan enerji psikik yang
menggerakkan proses kepribadian. Energi ini dapat ditelusuri kejelasannya
melalui:
(1) sumber (source), merupakan kondisi
jasmaniah atau kebutuhan;
(2) tujuan (aim), yaitu usaha untuk mengembalikan
ke keadaan tenang sebelum munculnya insting, bersifat konstan, regresif, dan
konservatif;
(3) objek (object), adalah sesuatu yang
menjembatani antara kebutuhan yang timbul dengan pemenuhannya
(4) daya dorong (impetus), yakni
kekuatan/intensitas keinginan berbeda-beda setiap waktu.
Ada dua jenis insting yaitu insting hidup (eros) dan insting
mati (tanatos).
- Insting jenis pertama berhubungan dengan kebutuhan untuk mempertahankan kehidupan
- sedangkan insting kedua adalah dorongan untuk menghancurkan yang ada pada setiap tubuh manusia dan dinyatakan dalam perkelahian, pembunuhan, sadisme, perang, dan lain sebagainya.
- Distribusi dan Pemakaian Energi
Ilmu Fisika sangat berhasil dalam
abad sembilan belas, dan Freud sangat dipengaruhi oleh ahli fisika
Jerman, Hermann von Helmholtz, yang berpendapat bahwa peristiwa fisiologis juga
dapat dijelaskan oleh prinsip yang sama.
Freud sangat terkesan dengan prinsip kekekalan
energi yang menyatakan bahwa energi dapat diubah namun tak dapat diciptakan
ataupun dihilangkan. Selain itu Freud menyatakan bahwa manusia juga
merupakan sistem energi tertutup. Dalam tiap diri individu terdapat energi
psikis yang disebut Libido (nafsu).
Penyerahan energi dari Id ke Ego
dan Superego akan memicu hubungan yang rumit antara kekuatan pendorong (kateksis)
dan kekuatan penahan (antikateksis) yang akan menentukan dinamika
kepribadian seseorang. Di sinilah peran Ego dimainkan, dengan energi yang
dimilikinya ia harus mengatur kepribadian secara bijaksana, melakukan
pengecekkan kepada Id dan Superego serta menangani dunia eksternal. Individu
memiliki peran Ego yang dominan selaras adalah salah satu tanda jiwa yang
sehat.
Namun jika Ego lemah dalam
mengatur konflik kejiwaan individu tersebut, ia akan menimbulkan perilaku yang
abdormal. Contohnya saat Id terlalu mendominasi kepribadian individu akan
menyebabkan individu tersebut terlalu cepat bertindak tanpa berpikir dan
semaunya sendiri. Sama halnya jika yang terjadi adalah kekuatan Superego yang
terlalu kuat akan menjadikan individu tersebut terbelenggu oleh aturan moral
dan karena kekuatan ego ideal yang menerapkan standar yang tinggi,
individu akan merasa terhambat dan gagal – hingga depresi.
• Kecemasan
Kecemasan atau anxiety
adalah perasaan yang tergeneralisasi atas ketakutan dan kekhawatiran. Kecemasan
juga merupakan suatu peringatan akan terjadinya suatu bahaya atau pengalaman
psikologis yang penuh rasa nyeri
Terdapat 3 jenis kecemasan yaitu:
a. Kecemasan
realitas (reality anxiety), cemas yang didasarkan adanya objek
atau ancaman nyata yang menakutkan dari dunia luar. Kecemasan ini adalah
tonggak awal lahirnya kecemasan neurotic dan kecemasan moral.
b. Kecemasan
neurotis (neurotic anxiety), cemas yang timbul dari ketakutan
memperoleh hukuman yang diyakini jika pemuasan Id dilakukan dengan cara
sendiri, padahal hukuman tersebut belum tentu diterimanya. Jika mengalami
kecemasan ini maka akan menimbulkan distress, panik, hingga tak dapat
membedakan antara khayalan dan realita.
c. Kecemasan
moral (moral anxiety), cemas yang dirasakan saat
tindakan-tindakan baik yang nyata maupun yang dipikirkan bertentangan dengan
Superego sehingga menimbulkan perasaan bersalah. Pada kecemasan ini individu
masih mampu berpikir realistik karena pengaruh besar Superego.
• Mekanisme
Pertahanan
Seringkali Ego tak dapat mengambil tindakan penyelesaian
yang rasional dan memadai, sehingga individu menciptakan penggantinya berupa
tindakan irrasional yang disebut mekanisme pertahanan diri (ego defense
mechanism). Tindakan ini hanya tindakan palivatif saja (tidak tuntas,
tidak sesuai kenyataan). Hal yang paling penting dalam mekanisme pertahanan
diri adalah konsep ketidaksadaran, karena itu proses penanggulangannya tidak
rasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar