Minggu, November 25

Kuiz mata kuliah psikologi kepribadian



Kuiz mata kuliah psikologi kepribadian
Contoh kasus yang berhubungan dengan psikoanalisa di kehidupan sehari-hari
Ada seorang anak perempuan bernama Raisya berumur 8 tahun masih duduk di kelas 3 SD. Setiap hari senangnya jajan.  Apalagi kalau sedang dirumah,  selalu ingin membeli jajanan  yang lewat di depan rumah seperti baso, es cream, mainan dan lainnya. Karena Raisya ini  gendut dan mudah sakit kalau jajan sembarangan sehingga dibatasi  jajan oleh ibunya. Tetapi namanya juga anak kecil pasti Raisya akan berusaha untuk mendapatkan  sesuatu yang diinginkannya.  
Pertanyaan:
Buat analisa dari contoh kasus diatas
Bagaimana sikap Raisya dalam mencapai keinginannya apabila dihubungkan dengan sistem Id, Ego dan Super ego?
Bagaimana cara orangtua untuk memberi pengertian kepada anak supaya bisa mengerti larangan yang diberikan kepada anak?

Kamis, November 22

Evaluasi Pendidikan



Evaluasi Pendidikan

(Untuk sem 5 Intensif)

Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran.
Pengukuran bersifat kuantitatif
Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk
Penilaian bersifat kualitatif
Mengadakan evaluasi meliputi kedua langkah di atas yaitu mengukur dan menilai
Menurut Hamalik (1993:2) mengatakan pengukuran dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang akurat tentang sesuatu yang diukur. Informasi itu akan membantu pihak-pihak yang berkepentingan untuk membuat keputusan yang pada gilirannya berguna untuk mementukan tindakan yang akan dilakukan
  Silverius (1991 :6) mengatakan  pengukuran adalah suatu prosedur untuk memberikan angka (biasanya disebut skor) kepada suatu sifat atau karakteristik tertentu seseorang  sedemikian seingga mempertahankan hubungan senyatanya antara seseorang dengan orang lain sehubungan dengan sifat yang diukur.
Arikunto (2001:3) mengatakan mengukur adalah memambandingkan Sesuatu dengan satu ukuran. Pengukuran bersifat kuantitatif.
Kerlinger (Purwanto ,2011 : 2) mengatakan pengukuran adalah membandingkan sesuatu yang diukur dengan alat ukurnya dan kemudian menerangkan angka menurut system aturan tertentu
Hokins dan Antes (Purwanto, 2011 : 2) mengemukakan, bahwa pengukuran sebagai pemberian angka pada atribut dari obyek, orang atau kejadian yang dilakukan untuk menunjukkan perbedaan dalam jumlah.
Penilaian merupakan kegiatan yang dilakukan guru untuk memperoleh informasi secara objektif, berkelanjutan dan menyeluruh tentang proses dan hasil belajar yang dicapai siswa, yang hasilnya digunakan sebagai dasar untuk menentukan perlakukan (Depdiknas,  dalam  Jihad dan  Haris, 2008 :54)
Groundlund (Jihad dan Haris, 2008:54) mengatakan penilaian sebagai proses sistematik pengumpulan, penganalisisan dan penafsiran informasi untuk menentukan sejauh mana siswa mencapai tujuan. 
 Jihad dan Haris  (2008 : 55) mengatakan penilaian adalah proses memberikan atau menentukan terhadap hasil belajar tertentu berdasarkan sesuatu kriteria tertentu proses pemberian nilai tersebut berlangsung dalam bentuk interpretasi yang diakhiri dengan Judgement. (judgement merupakan tema penilaian yang mengaplikasikan adanya suatu perbandingan antara criteria dan kenyataan dalam konteks situasi tertentu), jadi penilaian adalah  hasil dari suatu kegiatan belajar yang dicapai siswa  berdasarkan kriteria.
Purwanto (2011:4) mengatakan penilaian adalah pengambilan keputusan berdasarkan hasil pengukuran dan kriteria yang ditetapkan. 
 Worthen dan Sunders (Seels dan Richey. 1994:92) mengatakan, bahwa penilaian suatu bentuk penelitian yang manfaatkan sarana penelitian untuk memperoleh cara yang nantinya dapat  dimanfaatkan oleh para teknolog pembelajaran dalam membuat keputusan yang kompleks.
Menurut Anastasi (Sudijono, 2001 : 66) mengatakan tes adalah alat pengukur yang mempunyai standar obyektif,  sehingga dapat digunakan  meluas serta dapat digunakan untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu.
Berikutnya  Cronbach ( Sudijono, 2001: 66) mengatakan tes merupakan suat prosedur yang sistematis untuk membandingkan tingkah laku dua orang atau lebih.
Goodenough mengemukakan tes adalah suatu tugas atau serangkaian tugas yang diberikan kepada individu atau sekelompok individu dengan maksud untuk membandingkan kecakapan mereka satu dengan lainnya.
Evaluasi Menurut Suharsimi Arikunto (2004: 1) adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan.
Dalam bidang pendidikan, evaluasi sebagaimana dikatakan Gronlund (1990: 5) merupakan proses yang sistematis tentang mengumpulkan, menganalisis dan menafsirkan informasi untuk menentukan sejauhmana tujuan pembelajaran telah dicapai oleh siswa.
Menurut Djemari Mardapi (2004: 19) evaluasi adalah proses mengumpulkan informasi untuk mengetahui pencapaian belajar kelas atau kelompok
tujuan evaluasi dalam pembelajaran adalah meliputi
(a)    untuk melihat produktivitas dan efektivitas kegiatan belajar mengajar,
(b)    untuk memperbaiki, dan menyempurnakan kegiatan guru,
(c)     untuk memperbaiki, menyempurnakan dan mengembangkan  program belajar mengajar,
(d)   untuk mengetahui kesulitan-kesulitan apa yang dihadapi oleh siswa selama kegiatan belajar dan mencarikan jalan keluarnya, dan
(e)   untuk menempatkan siswa dalam situasi belajar mengajar yang tepat sesuai dengan kemampuannya.
Adapun fungsi utama evaluasi dalam pembelajaran dapat dikelompokan ke dalam empat fungsi, yaitu
(a)  formatif, evaluasi dapat memberikan unpan balik bagi guru sebagai  dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan mengadakan program remedial bagi siswa yang belum menguasai sepenuhnya materi yang dipelajari,
(b) sumatif, yaitu dapat mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran, menentukan angka nilai sebagai bahan keputusan kenaikan kelas dan laporan perkembangan belajar siswa, serta dapat meningkatkan motivasi belajar siswa,
(c) diagnostik, yaitu dapat mengetahui latar belakang siswa (psikologis, fisik, dan lingkungan), yang mengalami kesulitan belajar,
 (d) seleksi dan penempatan, yaitu hasil evaluasi dapat dijadikan dasar untuk menyeleksi dan menempatkan siswa sesuai dengan minat dan kemampuannya.
Ruang lingkup evaluasi pembelajaran dalam perpespektif  hasil belajar
  Bloom dkk (Arifin, 2011:  20) mengatakan hasil belajar dikelompokkan ke  dalam tiga domain, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor
Domain kognitif ini memiliki enam jenjang kemampuan, yaitu
(1)    pengetahuan, yaitu jenjang kemampuan yang menuntut siswa untuk mengenali atau mengetahui adanya konsep, prinsip, fakta atau istilah. Kata kerja operasional yang dapat digunakan antara lain mendefinisikan, memberikan, mengidentifikasi, memberi nama, menyusun daftar, mencocokan, menyebutkan, membuat garis besar, menyatakan kembali, memilih, menyatakan;
(2)    pemahaman, yaitu jenjang kemampuan yang menuntut siswa untuk memamahami atau mengerti tentang materi pelajaran yang disampaikan guru dan dapat memanfaatkan. Kemampuan ini dijabarkan menjadi tiga, yakni menenrjemahkan, menafsirkan dan mengekstrapolasi. Kata kerja operasional yang digunakan mengubah, memepertahankan, membedakan,memprakirakan, menjelaskan, menyimpulkan, memberi contoh;
(3)    penerapan yaitu jenjang kemampuan yang menunutut siswa untuk menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode, prinsip dan teori . kata kerja operasional yang digunakan antara lian mengubah, menghitung, mendeminstrasikan, mengungkapkan, mengerjakan, memanipulasikan, memecahkan, menggunakan;
(4)    . analisis yaitu jenjang kemampuan yang menuntut siswa untuk menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu ke dalam unsr unsur atau kmponene. Kemampuan analisis dikelompokkan menjadi tiga yaitu analisis unsure, analisis hubungan dan analisis pronsisp-prinsip yang terorgansisir. Kata kerja operasional yang dapat digunakan antara lain mengurai, membuat diagram, memisahkan, menggambarkan kesimpulan;
(5)     sintesis  yaitu jenjang kemampuna yang menunutut siswa menghasilkan sesuatu yang baru dengan cara menghubngakn berbagai factor. Hasil yang diperoleh berupa tulisan, rencana. dan mekanisme. Kata kerja operasional  yang digunakan antara lain menggolongkan, mengagabungkan, memmodifikasi, menghimpun, menciptakan, merencanakan, menyusun, merevisi, menyimpulkan.;
(6)    evaluasi yaitu jenjang kemampuan yang menuntut siswa untuk dapat mengevaluasi suatu situasi, keadaaan, pernyataan atau konsep berdasarkan criteria. Pendapat Bloom yang dikutip Anderson dan Krathwohl  mengatakan, bahwa ranah kognitif mencakup enam aspek yaitu mengingat, mengerti, menggunakan, menganalisis, menilai dan mencipta.
Domain afektif yaitu sikap yang menunjukkan ke arah pertumbuhan   batiniah dan terjadi  bila siswa menjadi sadar tentang nilai yang diterima, kemudian mengambil sikap sehingga menjadi bagian dari dirinya dalam membentuk nilai dan menentukan tingkah laku
Doamin afektif terdiri atas 4 jenjang kemampuan yaitu ;
 (1) kemauan menerima yaitu jenjang kemampuan menunutut siswa untuk peka terhadap eksistensi fenomena atau rangsangan tertentu,
(2) kemauan menanggapai/menjawab yaitu jenjang kemampuan yang menuntut siswa untuk peka terhadap fenomena, dan bereaksi terhadap salah satu cara.;
(3) menilai yaitu jenjang kemampuan yang menuntut siswa untuk menilai suatu obyek, fenomena atau tingkah laku tertentu secara konsisten; dan
(4) organisiasi yaitu jenjang kemampuan yang menuntut siswa untuk menyatukan nilai-nilai yang berbeda, memecahkan masalah, membentuk suatu  sistem nilai.
Domain psikomotor  yaitu kemampuan siswa yang berkaitan dengan gerakan tubuh atau bagian-bagian mulai dari gerakan yang sederhana sampai dengan kompleks. Perubahan pola gerakan menggunakan waktu 30 menit.
Kata kerja operasional yang digunakan harus sesai dengan kelompok keterampilan yaitu :
(1)    muscular or motor skill meliputi : mempertontonkan gerak, menunjukkan hasil, melompat, menggerakkkan, menampilkan,
(2)     manipulation of materials or objects meliputi : mereparasi, menyusun, membersihkan, menggeser;
(3)     neuromuscular coordination, meliputi ; mengamati, menerapkan, menghubungkan.




Dinamika kepribadian



Dinamika kepribadian

(Untuk Semester 5 Reguler)
Faktor-faktor penentu dalam dinamika kepribadian menurut Sigmund Freud:
       Insting
Perwujudan psikologik dari kebutuhan tubuh yang menuntut kepuasan adalah pengertian dari insting.
Secara kuantitatif insting merupakan enerji psikik yang menggerakkan proses kepribadian. Energi ini dapat ditelusuri kejelasannya melalui:
(1)     sumber (source), merupakan kondisi jasmaniah atau kebutuhan;
(2)     tujuan (aim), yaitu usaha untuk mengembalikan ke keadaan tenang sebelum munculnya insting, bersifat konstan, regresif, dan konservatif;
(3)     objek (object), adalah sesuatu yang menjembatani antara kebutuhan yang timbul dengan pemenuhannya
(4)     daya dorong (impetus), yakni kekuatan/intensitas keinginan berbeda-beda setiap waktu.
Ada dua jenis insting yaitu  insting hidup (eros) dan insting mati (tanatos).
  •  Insting jenis pertama berhubungan dengan kebutuhan untuk mempertahankan kehidupan
  •  sedangkan insting kedua adalah dorongan untuk menghancurkan yang ada pada setiap tubuh manusia dan dinyatakan dalam perkelahian, pembunuhan, sadisme, perang, dan lain sebagainya.
  • Distribusi dan Pemakaian Energi
Ilmu Fisika sangat berhasil dalam abad sembilan belas, dan Freud sangat dipengaruhi  oleh ahli fisika Jerman, Hermann von Helmholtz, yang berpendapat bahwa peristiwa fisiologis juga dapat dijelaskan oleh prinsip yang sama.
 Freud sangat terkesan dengan prinsip kekekalan energi yang menyatakan bahwa energi dapat diubah namun tak dapat diciptakan ataupun dihilangkan. Selain itu Freud menyatakan bahwa manusia juga merupakan sistem energi tertutup. Dalam tiap diri individu terdapat energi psikis yang disebut Libido (nafsu).
Penyerahan energi dari Id ke Ego dan Superego akan memicu hubungan yang rumit antara kekuatan pendorong (kateksis) dan kekuatan penahan (antikateksis) yang akan menentukan dinamika kepribadian seseorang. Di sinilah peran Ego dimainkan, dengan energi yang dimilikinya ia harus mengatur kepribadian secara bijaksana, melakukan pengecekkan kepada Id dan Superego serta menangani dunia eksternal. Individu memiliki peran Ego yang dominan selaras adalah salah satu tanda jiwa yang sehat.
Namun jika Ego lemah dalam mengatur konflik kejiwaan individu tersebut, ia akan menimbulkan perilaku yang abdormal. Contohnya saat Id terlalu mendominasi kepribadian individu akan menyebabkan individu tersebut terlalu cepat bertindak tanpa berpikir dan semaunya sendiri. Sama halnya jika yang terjadi adalah kekuatan Superego yang terlalu kuat akan menjadikan individu tersebut terbelenggu oleh aturan moral dan karena kekuatan ego ideal yang menerapkan standar yang tinggi, individu akan merasa terhambat dan gagal – hingga depresi.
       Kecemasan
Kecemasan atau anxiety adalah perasaan yang tergeneralisasi atas ketakutan dan kekhawatiran. Kecemasan juga merupakan suatu peringatan akan terjadinya suatu bahaya atau pengalaman psikologis yang penuh rasa nyeri
Terdapat 3 jenis kecemasan yaitu:
a.    Kecemasan realitas (reality anxiety), cemas yang didasarkan adanya objek atau ancaman nyata yang menakutkan dari dunia luar. Kecemasan ini adalah tonggak awal lahirnya kecemasan neurotic dan kecemasan moral.
b.    Kecemasan neurotis (neurotic anxiety), cemas yang timbul dari ketakutan memperoleh hukuman yang diyakini jika pemuasan Id dilakukan dengan cara sendiri, padahal hukuman tersebut belum tentu diterimanya. Jika mengalami kecemasan ini maka akan menimbulkan distress, panik, hingga tak dapat membedakan antara khayalan dan realita.
c.    Kecemasan moral (moral anxiety), cemas yang dirasakan saat tindakan-tindakan baik yang nyata maupun yang dipikirkan bertentangan dengan Superego sehingga menimbulkan perasaan bersalah. Pada kecemasan ini individu masih mampu berpikir realistik karena pengaruh besar Superego.
       Mekanisme Pertahanan
Seringkali Ego tak dapat mengambil tindakan penyelesaian yang rasional dan memadai, sehingga individu menciptakan penggantinya berupa tindakan irrasional yang disebut mekanisme pertahanan diri (ego defense mechanism). Tindakan ini hanya tindakan palivatif saja (tidak tuntas, tidak sesuai kenyataan). Hal yang paling penting dalam mekanisme pertahanan diri adalah konsep ketidaksadaran, karena itu proses penanggulangannya tidak rasional.

Psikoanalisa



Psikoanalisa

(Untuk semester 5 Reguler)

Psikoanalisa merupakan suatu metode penyembuhan yang bersifat psikologis dengan cara-cara fisik.
Psikoanalisa tidak lahir dari penelitian akademis , sebagaimana system-sistem lain, namun merupakan produk konsekuensi terapan praktik klinis.
Penyusunan observasi yang dilakukan Freud bertujuan untuk menyusun berbagai pendekatan-pendekatan terapi yang sangat dibutuhkan.
Psikoanalisa merupakan psikologi ketidaksadaran.
 Kesadarannya tertuju kearah bidang motivasi,emosi,konflik,simptom-simptom neurotic,mimpi-mimpi dan sifat-sifat karakter.
Psikoanalisa  dahulu lahir bukan dari psikologi melainkan dari kedokteran ,yakni kedokteran bidang sakit jiwa. Tokoh utama psikoanalisa ialah Sigmund Freud. Pada mulanya Freud mengembangkan teorinya tentang struktur kepribadian dan sebab-sebab gangguan jiwa .
Formulasi-formulasi inilah yang diperluas ke teori psikodinamika perkembangan kepribadian yang bergantung pada pengurangan ketegangan
Psikoanalisis ditemukan di Wina, Austria, oleh Sigmund Freud. Psikoanalisis merupakan salah satu aliran di dalam disiplin ilmu psikologi yang memiliki beberapa definisi dan sebutan, Adakalanya psikoanalisis didefinisikan sebagai metode penelitian, sebagai teknik penyembuhan dan juga sebagai pengetahuan psikologi.
Ø  Psikoanalisis menurut definisi modern yaitu:
1.      Psikoanalisis adalah pengetahuan psikologi yang menekankan pada dinamika, faktor-faktor psikis yang menentukan perilaku manusia, serta pentingnya pengalaman masa kanak-kanak dalam membentuk kepribadian masa dewasa.
2.      Psikoanalisis adalah teknik yang khusus menyelidiki aktivitas ketidaksadaran (bawah sadar).
3.      Psikoanalisis adalah metode interpretasi dan penyembuhan gangguan mental.
Ø  Psikoanalisis dalam pengertian lain (Hjelle & Ziegler, 1992) yaitu:
1.      Teori mengenai kepribadian & psikopatologi.
2.      Metode terapi untuk gangguan kepribadian teknik untuk menyelidiki pikiran & perasaan individu yang tidak disadari.
Ø  Psikoanalisis memiliki sebutan-sebutan lain yaitu:
1.      Psikologi dalam, karena menurut Freud penyebab neurosis adalah gangguan jiwa yang tidak dapat disadari, pengaruhnya lebih besar dari apa yang terdapat dalam kesadaran dan untuk menyelidikinya, diperlukan upaya lebih dalam.
2.      Psikodinamika, karena Psikoanalisis memandang individu sebagai sistem dinamik yang tunduk pada hukum-hukum dinamika, dapat berubah dan dapat saling bertukar energi.
Adapun contoh dari Psikoanalisis adalah Hipnotis, analisis mimpi, mekanisme pertahanan diri.
Konsep Dasar Psikoanalisa
Sumbangan terbesar Freud adalah konsep-konsepnya tentang kesadaran dan ketidaksadaran yang merupakan dasar atau kunci untuk memahami tingkah laku dan masalah kepribadian. Dengan kepercayaannya bahwa sebagian besar fungsi psikologis terletak di luar kawasan kesadaran,  maka sasaran terapi psikoanalitik adalah membuat motif-motif tidak sadar menjadi disadari. Dari perspektif ini, terapi adalah upaya menyingkap makna gejala-gejala, sebab-sebab tingkah laku, dan bagian-bagian yang direpresi yang menghalangi fungsi psikologis yang sehat.
Selain kesadaran, kecemasan juga menjadi hal yang esensial untuk menggambarkan tentang sifat manusia. Apabila tidak dapat mengendalikan kecemasan melalui cara-cara yang rasional dan langsung maka ego akan mengandalkan cara-cara yang tidak relistis yaitu tingkah laku yang berorientasi pada pertahanan ego. Freud menyakini bahwa  individu yang hati nuraninya berkembang baik cenderung merasa berdosa apabila dia melakukan sesuatu yang berlawanan dengan kode moral yang dimilikinya.
Beberapa konsep dasar dari psikoanalisa diantaranya:
·          Manusia secara esensial bersifat biologis, terlahir dengan dorongan-dorongan instingtif, sehingga perilaku merupakan fungsi yang di dalam ke arah dorongan itu.
·         Manusia bersifat tidak rasional, tidak sosial dan destruktif terhadap dirinyadan orang lain. Libido mendorong manusia ke arah pencarian kesenangan.
·          Di mana manusia dideterminasi oleh kekuatan-kekuatan irasional, motivasi-motivasi tidak sadar, kebutuhan-kebutuhan dan dorongan-dorongan biologis dan naluriah, dan oleh peristiwa-pristiwa psikoseksual yang terjadi selama lima tahun pertama dari kehidupan.
·          Alam sadar adalah bagian kesadaran yang memiliki fungsi mengingat, menyadari dan merasakan sesuatu secara sadar. Alam sadar ini memiliki ruang yang terbatas dan saat individu menyadari berbagai rangsangan yang ada di sekitar kita.
·           Alam prasadar yaitu bagian dasar yang menyimpan ide, ingatan dan perasaan yang
berfungsi mengantarkan ide, ingatan dan perasaan tersebut ke alam sadar jika kita berusaha mengingatnya kembali.
·           Alam bawah sadar adalah bagian dari dunia kesadaran yang terbesar dan sebagian besar yang terpenting dari struktur psikis, karena segenap pikiran dan perasaan yang dialami sepanjang hidupnya yang tidak dapat disadari lagi akan tersimpan didalamnya.
·           Ketidakmampuan menaruh kepercayaan pada diri sendiri dan pada orang lain.
·          Ketidakmampuan mengakui dan mengungkapkan perasaan-perasaan benci dan marah, penyangkalan terhadap kekuatan sendiri sebagai pribadi, dan kekurangan perasaan-perasaan otonom.

Hakekat Manusia

Berdasarkan dari teori yang dikembangkan Freud, prinsip-prinsip psikonalisis tentang hakikat manusia didasarkan pada asumsi-asumsi :
·         Pengalaman masa kanak-kanak mempengaruhi perilaku pada masa dewasa
·         Proses mental yang tidak disadari mengintegrasi perilaku-perilaku
·         Pada dasarnya manusia memiliki kecenderungan mengembangkan diri melalui dorongan libido dan agresivitasnya sejak lahir
·         Secara umum perilaku manusia bertujuan untuk meredakan ketegangan, menolak kesakitan dan mencari kenikmatan
·         Kegagalan dalam pemenuhan kebutuhan seksual mengarah pada perilaku neurosis
·         Pembentukan simptom merupakan bentuk defensif
·         Apa yang terjadi pada seseorang saat ini dihubungkan pada sebab-sebab di masa lampaunya dan memotivasi untuk mencapai tujuan-tujuan di masa yang akan datang
·         Latihan pengalaman di masa kanak-kanak berpengaruh penting pada perilaku masa dewasa dan diulangi dalam transferensi selama proses terapi.
Hakekat Konseling
Secara umum hakikat konseling adalah mengubah perilaku. Dalam pendekatan psikonanalisa hakikat konseling adalah agar individu mengetahui ego dan memiliki ego yang kuat, yaitu menempatkan ego pada tempat yang benar yaitu sebagai pihak mampu memilih secara rasional dan menjadi mediator antara Id dan Superego. Konseling dalam pandangan psikoanalisis adalah sebagai proses re-edukasi terhadap ego menjadi lebih realistik dan rasional.
Id
Id merupakan dorongan biologis yang berada dalam ketidaksadaran (dorongan nafsu) yang beroperasi menurut prinsip kenikmatan (pleasure principle) struktur mental ini sudah ada sejak lahir (bawah sadar). Manusia lahir membawa id, contohnya jika lapar kita menangis, mau mandi kita menangis. Jadi id merupakan bagian yang paling primitif yang tediri dari kebutuhan biologis dasar.
Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey (1994:64), Id merupakan system kepribadian yang asli, id juga merupakan rahim tempat ego dan superego berkembang. Id berisikan segala sesuatu yang secara psikologis diwariskan dan telah ada sejak lahir, termasuk instink-instink. Freud menyebut id sebagai “kenyataan psikis yang sebenarnya”.
Id tidak bisa menanggulangi peningkatan energi yang dialaminya sebagai keadaan-keadaan tegangan yang tidak menyenangkan. Karena itu, apabila tingkat tegangan organism meningkat, maka id akan bekerja sedemikian rupa untuk segera menghentikan tegangan dan mengembalikan organisme pada tingkat enegi rendah dan konstan serta menyenangkan.
Sumadi Suryabrata (2005:125), yang menjadi pedoman dalam berfungsinya id ialah menghindari diri dari ketidakenakan dan mengejar keenakan, pedoman ini disebut Freud sebagai “prinsip kenikmatan” atau “prinsip keenakan”. Untuk menghilangkan ketidakenakan dan mencapai keenakan itu id mempunyai dua cara (alat proses), yaitu:
a.    Refleks dan reaksi-reaksi otomatis, seperti bersin, berkedip, dan sebagainya.
b.    Proses primer (primair vorgang), seperti orang lapar maka akan membayangkan makanan. Proses primer menyangkut suatu reaksi psikologis yang sedikit lebih rumit. Ia beruasaha menghentikan tegangan dengan membentuk khayalan tenteng objek yang dapat menghilangkan tegangan tersebut.
Ego
Ego adalah struktur fikiran yang beroperasi menurut prinsip kenyataan (reality principle), yang mengutamakan pemikiran logika dan rasional (tahap sadar). Ego timbul karena kebutuhan-kebutuhan organisme memerlukan transaksi-transaksi yang sesuai dengan dunia kenyataan objektif. Orang yang lapar harus mencari, menemukan dan memakan makanan sampai tegangan karena rasa lapar dapat dihilangkan.
Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey (1994:65), perbedaan pokok antara id dan ego adalah bahwa id hanya mengenal kenyataan subjektif-jiwa, sedangkan ego mebedakan antara hal-hal yang terdapat dalam batin dan hal-hal yang terdapat dalam dunia luar. Ego bekerja berdasarkan prinsip kenyataan, dan beroperasi menurut proses sekunder. Tujuan prinsip kenyataan adalah mencegah terjadinya tegangan sampai ditemukan suatu objek yang cocok untuk pemuasan kebutuhan. Gerald Corey (2009:15) hubungan antara id dan ego adalah ego tempat bersemayam intelegensi dan rasionalitas yang mengawasi dan mengendalikan impuls-impuls buta dari id.
Proses sekunder merupakan adalah berfikir realistic. Dengan proses sekunder, ego menyusun rencana untuk memuaskan kebutuhan dan kemudian menguji rencana ini, yang biasanya melalui suatu tindakan, untuk melihat apakah rencana itu berhasil atau tidak. Hal ini disebut pengujian terhadap kenyataan (reality testing).
Ego disebut eksekutif kepribadian, karena ego mengontrol pintu-pintu kearah tindakan, memilih segi-segi lingkungan kemana ia akan memberi respon, dan memutuskan instink manakah yang akan dipuaskan dan bagaimana caranya.
Super ego
Super Ego itu Merupakan struktur yang terbentuk dari komponen sosial dan moral, struktur ini bertanggung jawab menentukan tingkah laku baik dan buruk,beroperasi menurut prinsip moral. Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey (1994:67), superego adalah perwujudan internal dari nilai-nilai dan cita-cita tradisional masyarakat sebagaimana diterangkan orang tua kepada anaknya, dan dilaksanakan dengan cara memberi hadiah-hadiah atau hukuman-hukuman. Superego adalah wewenang moral dari kepribadian, dia mencerminkan yang ideal bukan yang real, dan memperjuangkan kesempurnaan dan bukan kenikmatan. Perhatiannya yang utama adalah memutuskan apakah sesuatu itu benar atau salah dengan demikian ia dapat bertindak sesuai dengan norma-norma moral yang diakui oleh wakil-wakil masyarakat.
Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey (1994:67), fungsi-fungsi pokok superego adalah:
a.    Merintangi impuls-impuls id, terutama impuls-impuls seksual dan agresif, karena inilah impuls-impuls yang pernyataannya sangat dikutuk oleh masyarakat.
b.    Mendorong ego untuk menggantikan tujuan-tujuan moralitas.
c.    Mengajar kesempurnaan.