Oleh Teni Nurrita
Ada
yang ingat dengan sabahat pena? Yang sekolah di tahun 80 – 90 an tentu masih
ingat dengan sabahat pena. Di setiap majalah dan Koran waktu itu selalu ada
kolom sahabat pena.setelah kita lihat sahabat pena muncul, bisa berkenalan
berkirim surat.
Dengan
mudahnya berkomunikasi dengan telepon, HP yang mempunyai sejumlah fasilitas
yang memudahkan komunikasi seperti adanya SMS, BBM, WA, Line, Facebook dan
sejumlah social media lainnya orang malas untuk meulis surat. Saat ini orang
menulis surat mungkin untuk surat lamaran kerja yang masih sering dilakukan.
Untuk surat pribadi sudah jarang dibuat, apalagi oleh anak-anak remaja saat
ini. Mungkin anak-anak remaja ada yang belum pernah mengirimkan surat kepada
teman, keluarga ataupun kepada guru. Bahkan bahasa yang digunakan untuk menulis
surat juga sudah terlupakan.
Pengalaman
saya yang pernah menulis surat dengan sahabat pena, keluarga, ada kesenangan
sendiri ketika surat tersebut sudah selesai dibuat. Biasanya saya tulis dengan
tulisan tangan dan di baca berkali-kali. Apakah sudah sesuai dengan keinginan
yang akan kita sampaikan atau belum. Kalau isinya masih ada yang kurang kita tulis
lagi surat tersebut sampai menurut kita pesan akan tersampaikan dengan baik.
Bagaimana
kita memulai menulis surat? Ada yang masih bingung bagi yang belum pernah
menulisnya. Untuk surat pribadi, yang harus dibuat:
Ø Tanggal
surat tersebut dibuat
Ø Ditujukan
kepada siapa ( tujuan surat)
Ø Salam
pembuka (bisa dengan Assalamu’alaikum atau Dengan Hormat)
Ø Pembuka
surat
Ø Isi
surat
Ø Penutup
Ø Penulis
surat
Dalam
menulis surat baik kepada teman taupun kepada orangtua, kita tetap harus
menjaga bahasa yang digunakan harus
dengan bahasa yang sopan. Apalagi surat ditulis dengan tangan kita sendiri,
akan selalu teringat oleh orang yang menerima apabila terdapat bahsa yang
kurang baik. Tetapi kalau bahasa yang kita gunakan menarik, bahasanya sopan,
orang yang menerimanya juga akan senang dan akan berulang kali membaca surat
kita
Untuk
pembuka surat, kita bisa menulis mengenai kabar kita saat ini. Kita juga bisa
menanyakan kabar dari orang yang kita kirim surat. Misalnya : “ Saya sekarang dalam keadaan baik
– baik saja. Bagaimana keadaanmu ? “ . Isi surat sesuai dengan pesan yang akan
kita sampaikan kepad penerima. Boleh banyak sampai berlembar – lembar atau
boleh sedikit sesuai dengan keinginan kita. Penutup surat menulis mengenai
surat yang ditulis sudah selesai. Apabila mengharap balasan, bisa kita tulis: “
Di tunggu balasan suratnya”.
Saya
teringat ketika sering melakukan surat menyurat dengan sabahat pena. Surat yang
dibuat berupa kabar dan kegiatan di sekolah. Kemudian saya masukan ke dalam
amplop dan di beri perangko. Dikirim ke kantor pos. Untuk saat ini penggunaan
prangko sudah hampir tidak digunakan lagi. Surat saat ini sudah melalui kilat
khusus tanpa perangko.
Ketika
kita menulis surat kepada sahabat yang jauh ,apabila melalui kantor pos sampai
kita menerima balasan memang membutuhkan kesabaran. Setelah surat tersebut
dikirim kita selalu menunggu balasan dari sahabat tersebut. Kapan akan
membalasnya? Bisa seminggu sampai
sebulan kemudian baru mendapat balasnnya.
Perjalanan surat yang dikirim melalui kantor pos tentu lama untuk sampai
ke penerima. Antara 3 – 7 hari. Tergantung dari banyaknya perangko yang kita
tempel. Ada harga perangko untuk surat biasa, sampai 7 hari atau untuk kilat
yang sampai 3 hari.Tetapi apabila kepada sahabat yang dekat tempat tinggal,
bisa dititipkan kepada orang yang tempat
tinggal berdekatan. Besoknya sudah bisa dibalas.
Waktu
saya masih SMA, ada tempat di sekolah untuk menyimpan sura-surat yang masuk
kepada siswa di sekolah. Tiap hari siswa melihat, surat untuk siapa ya? Saat
ini sudah tidak dilakukan lagi oleh siswa SMA.
kirim surat sama sahabat pena,balesannya berbulan-bulan, he...he..... enakan BBM,WA,FB
BalasHapusIni kan ketika surat menyurat menjadi trend. Bisa melatih kesabaran dan kreatifitas
Hapus