Suatu hari di awal bulan Agustus 2015, saya pulang dari
bekerja di salah satu kota di negri impian. Negri yang kaya raya dengan
kekayaan alam yang sangat melimpah. Siang itu saya naik bis kota yang menjadi
sarana transportasi umum di kota tersebut.
Bis melaju dari suatu terminal menuju ke tempat tujuan. Belum
lama bis berjalan, kira-kira 10 menit, tiba-tiba ada sekelompok anak sekolah
yang bergerombol di pinggir jalan. Dilihat dari seragamnya, mereka adalah siswa
SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas). Mereka berusaha untuk menghentikan bis.
Tetapi sopir bis tidak mau berhenti karena gerombolan siswa tersebut biasanya
sering tawuran untuk menyerang sekolah lain.
Pada saat bis berjalan meninggalkan siswa tersebut, tiba-tiba ada salah
seorang siswa yang memukul kaca bis dari samping. Apa yang terjadi? Kaca bis
pecah. Saya sangat kaget karena duduk dekat dengan kaca bis yang di pecahkan
oleh salah satu siswa tersebut.
Saya bersyukur karena tidak sampai terluka. Tetapi di
belakang saya sada seorang kakek yang terluka tangannya dan mengeluarkan darah. Kemudian saya berika
tissue kepada kakek tersebut. Ada beberapa luka kecil pada tangan kakek
tersebut. Bis yang saya tumpangi juga tidak mempunyai peralatan P3K. untuk
mengobati luka tersebut. Bis terus melaju menuju tempat tujuan.
Ketika saya bertanya
kepada kernet bis mengenai perilaku anak- anak tersebut yang sering
mengadakan tawuran. Jawabnya: “Itulah anak-anak sekarang, sekolah pada
tawuran”.
Saya hanya terdiam, tidak bisa komentar. Salah siapa ini?
Sudah sedemikiankah tingkah laku siswa sekolah? Mengapa mereka lebih
mengedepankan emosi daripada prestasi? Apakah siswa yang sering bergerombol
untuk menyerang musuh dengan tawuran tidak pernah terpikir akibat yang mereka
lakukan? Tidak ingatkah akibat dari tawuran yang bisa merugikan diri sendiri
dan juga orang lain? Melukai diri sendiri dan juga orang lain. Tidak ingatkah
akan masa depan mereka?Mau menjadi apa generasi penerus bangsa ini?
Para siswa tersebut tentu di sekolah di berikan banyak ilmu
oleh guru. Tetapi sayang sekali, ilmu yang sudah diberikan oleh guru di sekolah
tidak dimanfaatkan dengan baik. Tentu tidak semua siswa senang dengan tawuran
dan perkelahian. Masih ada juga siswa yang berprestasi dan menjadi kebanggan
bangsa dan Negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar